Selasa, 09 Juni 2015

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA
(Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan)
Dosen Pengampu: Evania Yafie, M.Pd

 
 Disusun Oleh:
Hidayatun Ni’matil Fadhilah (14150031)
Nindya Puspitasari (14150016)
Rahman Rosyid (14150034)
Yulia Mauidina Fitriana (14150002)
(Pendidikan Bahasa Arab A)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

FEBRUARI 2015
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN MASA REMAJA
Istilah remaja berasal dari kata latin yaitu “adolescere”(kata bendanya,adolescentia yang berarti Remaja)yang berarti tumbu/tumbuh menjadi dewasa.
Istilah remaja,seperti yang dipergunakan saat ini,mempunyai arti yang sangat luas mencakup kematangan mental,emosional,sosial dan fisik pandangan ini di ungkapkan oleh Piaget.[1]
Menurut Santrock (2003), masa remaja  diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.[2]
Menurut Agoe Dariyo, Psi Remaja adalah transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial.[3]
Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa remaja:
1.        Usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
2.        Usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
3.        Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.
4.        Kurang lebih berhubungan dengan masa puber.
5.        Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.
Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980) menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.[4]

B.     TUGAS-TUGAS PADA MASA REMAJA
Garisson membicarakan beberapa tugas perkembangan sebagai berikut:
1.      Menerima keadaan jasmaninya.
Selama masa pubertas, anak memimpikan bentuk badan dan muka seperti orang yang dikaguminya, mungkin seorang bintang film, pangeran atau ratu. Dalam masa remaja kelenjar-kelenjar mempercepat pertumbuhan badan dan proporsi badan berubah. Bentuk muka menyerupai orang dewasa, sehingga anak menyadari bahwa dia menjadi besar dan dewasa. Tujuan dari tugas yang dihadapi waktu ini adalah belajar menerima keadaan jasmaninya untuk memelihara dan menjaga dan mempergunakannya secara efektif.
2.      Mendapatkan hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman-teman sebaya dari kedua jenis kelamin.
Kematangan seksual dimulai dalam masa remaja dan daya saling menarik menjadi kekuatan penting dalam kehidupan anak remaja pria dan wanita. Hubungan sosial dipengaruhi oleh seberapa jauh terjadinya kematangan fisik dan mental. Jadi seorang yang perkembangan fisik dan mentalnya lambat, mungkin ditolak oleh sekelompok anak-anak remaja yang perkembangannya normal. Suatu hal yang amat dipentingkan dalam masa ini adalah diterimanya seorang dalam suatu kelompok, sehingga pada permulssn masa remaja terlihat pembentukan kelompok-kolompok.
3.      Menerima keadaannya sebagai pria atau wanita dan belajar hidup sesuai dengan keadaannya itu.
Mulai masa pubertas perbedaan antara pria dan wanita makin jelas adanya dan dengan ini timbul peranan-peranan yang lain bagi anak-anak pria dan wanita.
4.      Mendapatkan kebebasab emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya.
Suatu tugas yang penting yang dihadapi oleh remaja adalah menjadi bebas dari keadaan tergantung seperti anak          dalam masa kanak-kanak.                   Memperkembangkan rasa kasih sayang kepada orang tua tanpa selalu mempunyai rasa tergantung kepada mereka adalah tujuan yang diharapkan.
a.       Anak remaja senantiasa menginginkan rasa aman dan yang biasanya didapatkan di rumah, dengan mengikuti orang tua saja.
b.      Orang tua khawatir akan akibat yang mengikuti pelepasan anak dari rumahnya. Kadang-kadang orang tua terdorong oleh egoisme, karena khawatir akan kehilangan anaknya, maka tidak suka melepaskan anak itu.
5.      Mendapatkan kemampuan untuk berdiri sendiri dalam hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi atau keuangan.
Tugas ini berasa dari keinginan untuk menjadi dewasa dan dengan demikian menerima tanggung jawab atas hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan ekonomik seseorang. Pemilihan dan persiapan untuk suatu pekerjaan adalah tugas perkembangan yang makin penting bilamana seseorang bertambah matang dan mendekati akhir masa sekolahnya. Keputusan yang diambil menentukan hidup dan kebahagiaan orang itu di masa depan.
6.      Mendapatkan nilai hidup dan falsafah hidup.
Latar belakang kultural serta hubungan dalam keluarga ikut serta membentuk nilai-nilai hidup mereka. Bilamana anak remaja tidak memperkembangkan nilai, dia tidak akan mempunyai pembimbing yang tepat dalam membuat keputusan-keputusan. Padahal, seorang anak remaja, oleh karena dia makin lama makin harus berdiri sendiri, harus membuat pilihan yang banyak berhubungan dengan berbagai hal. Macam pilihan yang dibuatnya sangat penting sehubungan dengan penyesuaiannya dan kebahagiaannya di kemudian hari. Banyak hal yang dilakukannya sebagai orang dewasa adalah hasil dari filsafat hidup yang diperkembangkannya dalam masa remaja.[5]

Pelaksanaan tugas-tugas perkembangan remaja
1.      Pentingnya kelancaran pelaksanaan tugas-tuga perkembangan
Dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan, ada sekurang-kurangnya tiga aspek kekuatan yang bekerja secara simultan (bersama dan berbarengan). Kekuatan dimaksud adalah adanya kematangan psikisyang dimiliki individu, adanya tekanan-tekanan (berupa harapan-harapan dan keharusan-keharusannya) kultural dari masyarakat dan adanya nilai-nilai (value) dan kemauan-kemauan pribadi seseorang. Dengan  berkerjanya tiga kekuatan itu secara bersama-sama dalam diri dan lingkungan sekitar manusia, maka secara terpaksa atau dengan kerelaan, manusia harus melaksanakan tugas-tugas perkembangan yang sesuai dengan usia-usia salam mana dia berada.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pelaksanaan tugas-tugas perkembangan
a.       Pertumbuhan fisik remaja; artinya apakah pertumbuhan fisik yang dialami seorang remaja berjalan dengan sewajarnya atau tidak.
b.      Perkembangan psikis remaja; artinya apakah aspek-aspek yang menyangkut psikis (misalnya mental, sikap, perasaan) dapat berkembang dengan wajar, atau terjadi hambatan-hambatan ataupun kelainan-kelainan yang bersumber dari pembawaan.
c.       Kedudukan/urutan anak dalam keluarga; artinya apakah kedudukan/urutan anak tersebut banyak mempengaruhi kelancaran pelaksanaan tugas-tugas perkembangannya.
d.      Kesempatan bagi remaja; artinya ada atau tidak adanya kesempatan yang mempengaruhi kelancaran pelaksanaan tugas-tugas perkembangannya.
e.       Motivasi pada seseorang; artinya ada atau tidak adanya, kuat atau lemahnya motivasi atau faktor pendorong yang ada dalam diri seorang remaja yang memperlancar ataupun memperlambat kelancaran pelaksanaan tugas-tugas perkembanngannya.[6]

C.    PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN FISIK PADA MASA REMAJA
Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis.Pada mulanya, tanda-tanda perubahan fisik dari masa remaja terjadi dalam konteks pubertas.Baik anak laki-laki ataupun perempuan mengalami pertumbuhan yang cepat, yang di sebut “ growuth spurt” ( percepatan pertumbuhan), di mana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan.
Berikut ini akan dijelaskan beberapa perkembangan  fisik yang terjadi selama masa remaja tersebut :
1.      Perubahan dalam tinggi dan berat badan
Tinggi rata-rata anak laki-laki dan perempuan pada usia 12 tahun adalah sekitar 59 atau 60 inci.Tetapi, pada usia 18 tahun, tinggi rata-rata remaja lelaki adalah 69 inci, sedangkan timggi rata-rata remaja perempuan hanya 64 inci.Tingkat pertumbuhan tertinggi terjadi pada usia sekitar 11 tahun atau 12 untuk anak perempuan dan 2 tahun kemudian untuk anak lelaki.Dalam tahun itu, tinggi kebanyakan anak lelaki bertambah lebih dari 4 inci.
Ada pun faktor penyebab laki-laki rata-rata lebih tinggi dari pada perempuan adalah karena laki-laki memulai percepatan pertumbuhan mereka 2 tahun lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak perempuan.Dengan demikian, mereka mengalami penambahan pertumbuhan selama 2 tahun pada masa anak-anak.Tinggi rata-rata anak perempuan pada saat ia memulai percepatan pertumbuhan adalah sekitar 54 atau 55 inci, sedangkan tinggi rata-rata anak laki-laki adalah sekitar 59 atau 60 inci.Karena penambahan tinggi anak laki-laki dan anak perempuan selama masa remaja sekitar 9 sampai 10 inci setelah itu pertumbuhan relatif lebih sedikit, maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibandingkan dengan laki-laki.
Percepatan pertumbuhan yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan.Meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa remaja, namun ia lebih mudah dipengaruhi, seperti melalui diet,
latihan, dan gaya hidup umumnya.Oleh karena itu, perubahan berat lebih sedikit dapat diramalkan dibandingkan dengan tinggi.
2.      Perubahan dalam proporsi tubuh
Seiring dengan pertambahan tinggi dan berat badan, percepatan pertumbuhan selama  masa remaja juga pada proporsi tubuh.Bagian-bagian tubuh tertentu yang sebelumnya terlalu kecil, pada masa remaja menjadi terlalu besar.Hal ini terlihat pada pertumbuhan tangan dan kaki, yang sering terjadi tidak proposional.Perubahan proposi tubuh yang tidak seimbang menyebankan remaja merasa kaku dan canggung, serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi dengan tangan dan kakinya.
Perubahan –perubahan dalam proposi tubuh selama  masa remaja, juga terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah, di mana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula  sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut melebar, dan bibir menjadi lebih penuh.Di samping itu, dalam perubahan struktur kerangka, terjadi percepatan pertumbuhan otot, sehingga mengakibatkan terjadinya pengurangan jumlah lemak dalam tubuh.Perkembangan otot dari kedua jenis kelamin terjadi dengan cepat ketika tinggi meningkat.Akan tetapi, perkembangan otot anak laki-laki lebih cepat, dan mereka memiliki lebih banyak jaringan otot, sehingga anak laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan.[7]
3.      Perubahan hormonal remaja
Perubahan hormonal merupakan awal dari masa pubertas remaja yang terjadi sekitar usia 11-12 tahun. Perubahan ini erat hubungannya dengan perubahan didalam otak yakni hypothalamus, suatu bagian organ otak yang bertugas untuk mengkoordinasi atau mengatur fungsi-fungsi seluruh sistem jaringan organ tubuh. Salah satu di antaranya, ialah merangsang hormon luteinizing hormone releasing hormone (LHRH) dan kelenjar pituitary untuk melepaskan hormon gonadotropin. Hormon ini merangsang gonades untuk memproduksi hormon seksual. Hormon seks pada remaja wanita disebut estrogen, sedangkan hormon remaja pria disebut endogen, sedangkan hormon remaj pria disebut andogen. Hal ini yang dianggap sebagai faktor penyebab kematangan seksual seorang remaja.
4.      Tanda-tanda kematangan seksual
Kematangan seksual remaja ditandai dengan keluarnya air mani pertama pada malam hari pada laki-laki, atau biasa disebut spermarche, sedangkan pada remaja wanita mengalami menstruasi pertama yang sering di sebut menarche.
Spermarche terjadi pada usia sekitar 13 tahun, sedangkan untuk menarche terjadi kira-kira usia 11 tahun, yakni setelah tumbuhnya payudara, uterus (rahim), dan pertumbuhan rambut kemaluan mulai lambat. Hal ini terjadi karena adanya kematangan hormon seksual dalam diri remaja. Konsekuensinya bila terjadi pertemuan spermatozoon dengan ovum pada remaja, maka akan menyebabkan terjadinya konsepsi yakni sebagai tanda awal kehamilan.
5.      Reaksi remaja terhadap menarche
Tidak semua individu mampu menerima perubahan fisiologis semasa remaja.  Para ahli psikologi perkembangan secara umum mengungkapkan 2 jenis reaksi remaja terhadap menarche dan spermarche.
Pada remaja wanita terhadap 2 jenis reaksi, yaitu positif dan negatif. Reaksi negatif yaitu suatu pandangan yang kurang baik dari seorang remaja wanita ketika dirinya memandang terhadap munculnya menstruasi. Ketika muncuk menstruasi pertama, seorang individu akan merasakan adanya keluhan-keluhan fisiologis (sakit kepala, sakit pinggang, mual-mual, muntah) maupun kondisi psikologis yang tak stabil. Haal ini kemungkinan karena ketidaktahuan remaja tent5ang perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada awal kehidupan seorang remaja wanita, maka menstruasi diaanggap sebagai sesuatu hal yang tidak baik.
Sedangkan reaksi positif yaitu individu yang mampu memahami, menghargai dan menerima adanya menstruasi pertama sebagai tanda kedewasaan seorang wanita. Sikap yang positif akan menjadi salah satu tolok ukur kedewasaan seseorang.
Sedangkan pada remaja pria, para ahli berpendapat remaja laki-laki akan memiliki sikap yang beragam yakni ada yang merasa biasa-biasa saja, senang, gembira, bingung, atau merasa berdosa. Mereka yang menganggap positif yaitu bahwa spermarche merupakan sesuatu yang wajar yang terjadi pada setiap remaja laki-laki. Sedangkan bagi remaja yang merasa terkejut atau merasa berdosa biasanya dilatarbelakangi oleh kehidupan keluarga yang memegang nilai-nilai agama dan bersikap kaku dalam pendidikan seks terhadap anak. Akibatnya yang terjadi yaitu pada diri anak tidak akan mengetahui banyak tentang aspek-aspek seksual, serta hal-hal yang berhubungan dengan seks dianggap menjijikkan, kotor atau jorok.[8]

D.    PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN PUBERTAS PADA MASA REMAJA
1.      Perubahan Pubertas
Pubertas ( puberty) ialah suatu periode di mana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja.Kematangan seksual merupakan suatu rangkaian dari perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang ditandai dengan perubahan pada ciri seks primer (primary seks characteristic) dan ciri-ciri seks sekunder ( secondary sex characteristic). Meskipun perkembangan ini biasanya mengikuti suatu  urutan tertentu, namun urutan dari kematangan seksual tidak sama pada setiap anak, dan terdapat perbedaan individual dalam umur dari perubahan-perubahan tersebut.Salah satu fenoma kehidupan remaja yabg sangat menonjol adalah terjadinya peningkatan minat dan motivasi terhadap seksualitas.Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksualitas ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas.Terutama kematangn organ-organ  seksual dan perubahan-perubahan hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja.Dorongan seksual ini sangat tinggi dari dorongan seksual dewasa.Sebagai anak muda yang belumpernah mengalami  tentangn seksual, tidak jarang dorongan-dorongan seksual ini menimbulkan ketegangan fisik dan psikis.[9]
Untuk melepaskan diri dari ketegangan seksual tersebut, remaja mencoba mengekspresikan dorongan seksual dalam berbagai bentuk tingkah laku seksual, dari mulai melakukan aktivitas berpacaran (dating), berkencan, bercumbu, bahkan dengan melakukan kontak seksual, salah satunya yang paling umum untuk dilakukan adalah masturbasi.Remaja memiliki rasa ingin tahu dan seksualitas yang tidak dapat dipuaskan.Dan mayoritas remaja dapat mengembangkan identitas seksualnya yag matang, meskipun sebagian besar di natar mereka mengalami masa yang rentan dan membingungkan.[10] 
Ciri-ciri utama dan umum periode pubertas adalah                                            
a.     Pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tidih. Dikatakan, transisi sebab pubertas berada dalam peralihan antaramasa kanak-kanak dengan masa remaja; disebut kanak-kanak tidak tepat, smentara ia belum dapat dikatakan sebagai remaja. Dikatakan tumpang-tindih sebab beberapa ciri biologis-psikologis kanak-kanak masih dimilikinya, sementara beberapa ciri remaja dimilikinya pula.
b.      Pubertas merupakan periode terjadinya perubahan yang sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya kea rah bentuk tubuh orang dewasa.
c.       Pubertas diistilahkan sebgai “fase negatif” (Charlotte Buhler). Diidtilahkansebagi “fase” sebab waktunya demikian singkat dalam kurun waktu garis kehidupan. Disebut “negatif” sebab terdapat sikap dan sifat-sifat negatif yang belum terlihat dalam masa kanak-kanak.[11]
2.      Perubahan ciri-ciri Seks Primer
Ciri-ciri seks primer menunjuk pada organ tubuh yang secara langsung   berhubungan dengan  proses reproduksi. Ciri-ciri seks primer ini berbeda antara laki-lski dan perempuan.
a.       Bagi Anak Laki- laki
Dengan pertumbuhan  yang cepat dari batang kemaluan ( penis) dan kantung kemaluan ( scrotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum.Pada skrotum, terdapat dua buah testis (buah pelir) yang tergantung di bawah penis.Testis ini sebenarnya telah ada sejak kelahiran, namun baru sekitar 10% dari ukuran matang.Testis mencapai kematangan penuh pada usia 20 atau 21 tahun, yang mula-mula terlihat pada peningkatan panjang penis, yang secara berangsur-angsur bertambah besar.
Perubahan- perubahan pada ciri-ciri seks pada pria ini sangat dipengaruhi oleh hormon, terutama hormo perangsang yang diproduksi oleh kelenjar bawah otak (pituitary gland)
Hormon perangsang pria ini merangsang testis, sehingga testis menghasilkan hormon testosteron dan androgen serta spermatozoa.Sperma yang dihasilkan dalam testis selam masa remaja ini, memungkinkan untuk mengadakan reproduksi untuk pertama kalinya.Karena itu, kadang-adang sekitar usia 12 tahu, anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami penyemburan air mani mereka yang pertama yang sering di sebut dengan “ mimpi basah”.[12]
b.      Bagi Anak Perempuan
Pada anak perempuan, perubahan ciri-ciri seks primer ditandai dengan munculnya periode menstruasi.Terjadinya menstruasi pertama ini memberi petunjuk bahwa mekanisme reproduksi anak perempuan trlah matang, sehingga memungkinkanmereka untuk mengandung dan melahirkan anak. Munculnya menstruasi pada perempuanini sangat dipengaruhi oleh perkembangan indung telur ( ovarium).Ovarium terletak dalam rongga perut wanita bagian bawah, di dekat uterus, yang berfungsi memproduksi sel telur dan hormon-hormon estrogen dan progesteron. Hormon progesteron sehingga siap untuk dibuahi. Sedangkan hormon estrogen adalah hormon yang mempengaruhi pertumbuhan sifat-sifat kewanitaan pada tubuh seseorang ( payudara, pinggul, suara halus dan lain-lain).
Oleh sebab itu, menstruasi pertama pada seorang gadis didahului oleh sejumlah perubahan lain,  yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut di sekitar daerah kelamin, pembesaran pinggul dan bahu.Selanjutnya, ketika percepatan pertumbuhan mencapai puncaknya, maka ovarium, uterus, vagina, labia, dan klitoris berkembang pesat.
3.      Perubahan Ciri-ciri Seks Sekunder
Adapun ciri-ciri seks sekunder ialah adanya tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan proses reptoduksi, namun merupakan tanda-tanda yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.Tanda-tanda  jasmaniah ini muncul sebagai konsekuensi dari erfungsinya hormon-hormon.Diantara tanda-tanda jasmaniah yang terlihat pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada melabar, suara berat, tumbuh bulu diketiak, di dada, dikaki dan dilengan, dan di sekitar  kemaluannya, serta otot-otot menjadi kuat.Sedangkan pada perempuan terlihat payudara dan pinggul yang membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu diketiak dan disekitar kemaluan.[13]

E.     PERKEMBANGAN INTELEGENSI DAN KOGNITIF PADA MASA REMAJA
1.      Aspek Kognitif
Psikologi kognitif ialah sebagai studi tentang kognisi; proses-proses mental yang mendasari perilaku manusia.Ini meliputi berbagai subdisiplin termasuk memory, belajar, presepsi, dan penyelesaian masalah.Istilah  “ psikologi kognitif “  pertama kali digunakan  secara umum ketika buku  cognitive psychology karya Ulrich Neisser di publikasika pada tahun 1967. Subjek ilmu ini berkembang sangat pesat dengan mencakup fungsi-fungsi kognitif lebih tinggi yang tidak banyak diteliti pada masa itu.Konsep “ stuktur mental” kemudian digunakan secara luas dan hubungan dengan fisiologi  dan ilmu komputer mulai terbentuk.Tujuan psikologi kognitif ini  untuk mengetahui bagaimana otak memanipulasi data.Secara khusu terletak pada bagaiman memahami struktur-struktur yang terlibat dalam  kognisi seperti penyaringan, leksikon dan penyimpanan, dan proses –proses yang bekerja pada data kognitif, termasuk pengodean, hambatan, dan lupa.
Masa remaja adalah suatu periode kehidupan dimana kapasitas untuk memperoleh dab menggunakan pengetahua  sevara efisien  mencapai puncaknya ( Mussean, Conger dan Kagan ).Hal ini karena selama periode remaja ini, proses pertumbuhan otak  mencapai kesempurnaan.Sistem saraf yang berfungsi memproses  informasi berkembang dengan cepat.Di samping itu, pada masa remaja ini juga terjadi reorganisasi lingjaran saraf prontal lobe ( belahan otak depan sampai belahan atau celah sentral). Dan berfunsi  falam kativitas kognitif  tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan  perencanaan srtategis atau kemampuan mengambil keputusan.
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan dari orang tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual, yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.[14]

F.     PERKEMBANGAN SOSIAL PADA MASA REMAJA
Kognisi sosial  adalah kemampuan untuk berfikir secara kritis mengenai isu-isu dalam hubungan interpersonal, yang berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman, serta berguna untuk memahami interaksi dengan mereka.
Pada masa remaja muncul keterampilan – keterampilan kogitif baru.Menurut sejumlah ahli psikologi perkembangan, keterampilan-keterampilan kognitif  baru yang muncul pada masa remaja ini mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan kognisi sosial mereka.Perubahan-perubahan dalam kognisi sosial ini merupakan salah satu ciri penting dari perkembangan remaja.Hal ini dapat di mengerti , sebab selama masa remaja  kemampuan untuk berfikir abstrak mulai muncul.
Salah satu bagian penting dari perubahan perkembangan aspek sosial remaja ini adalah apa yang diistilahkan oleh psikolog David Elkind dengan egosentrisme yakni kecenderungan remaja  untuk menerima dunia ( dan dirinya sendiri)  dari perspektifnya mereka sendiri. Dalam hal ini remaja mulai mengembangkan suatu gaya pemikiran egosentris, dimana mereka lebih memikirkan tentang dirinya sendiri dan seolah-olah  memandang dirinya drai atas.Remaja mulai berfikir dan menginterpretasikan kepribadian dengan cara bagaimana  yang dilakukan oleh para ahli teori kepribadian, dan memantau dunia sosial mereka dengan cara-cara yang unik.
Egosentrisme  remaja dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk pemikiran sosial- penonton khayalan dan dongen pribadi. Penonton khayalan bearti keyakinan remaj bahwa orang lain memperhatikan dirinya sebagaiman halnya ia memperhatikan dirinya sendiri.Perilaku menarik perhatian, umum terjadi pasa masa remaja, mencerminkan egosentrisme dan keinginan untuk tampil diatas panggung, diperhatikan dan terlihat.Mereka menganggaap semua mata terpaku pada penampilannya, ia menganggap dirinya sebagai seorang aktor dan semua orang lain adalah penonton.[15]
Bagi tipe sosial kultural masyarakat Indonesia, penyesuaian pribadi dan sosial remaja ditekankan dalam lingkup kelompok teman sebaya. Alasan pokoknya dalam hal ini adalah, bahwa kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar untuk hidup bersama orang lain yang bukan anggota keluarganya. Lingkunagn teman sebaya merupakan suatu kelompok yang baru, yang memiliki ciri, norma, kebiasaan yang jauh berbedadegan apa yang ada dalam lingkungan keluarga remaja. Terhadap hal-hal tersebut, remaja dituntut memiliki kemampuan pertama dan baru dalam menyesuaikan diri dan dapat dijadikannya dasar dalam hubungan sosial yang lebih luas[16]
Moral sebagai standar yang muncul dari agama dan lingkungan sosial remaja, memberikan konsep-konsep yang baik dan buruk, patut dan tak patut, layak dan tak layak secara mutlak.
Terhadap situasi-situasi sosial dan moral , remaja awal mengadakan hubungan atau ikut serta dalam proses yang bekerja di dalamnya. Di dalam proses itu remaja dituntut mengadaptasikan diri, mengembangkan diri. Adaptasi dan pengembangan diri itu menyebabkan remaja lebih banyak mengubah diri (auto-plastis) dibanding mengubah lingkungannya yang demikian luas (allo-plastis).[17]

G.    PERKEMBANGAN EMOSI PADA MASA REMAJA
Sikap secara umum diartikan oleh Gerungan, sebagai kesedian bereaksi individu terhadap sesuatu hal.[18] Lebih terperinci lagi, sikap  dapat diartikan sebagai kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki sesorang dalam mereaksi (baik reaksi yang positif maupun negatif) terhadap dirinya sendiri, orang lain, benda situaisi/kondisi sekitarnya. Pengertian terakhir ini jelas membedakan antara sikap dengan perasaan/emosi. Perasaan/emosi meliputi rasa senang-tidak senang, rasa benci-rasa sayang, rasa suka-rasa tidak suka, dan sebagainya yang relatif cepat berubah.
Sikap, perasaan/emosi seseorang telah ada dan berkembang semenjak ia bergal dengan lingkungannya. Timbulnya sikap, perasaan/emosi itu (positif atau negatif) merupakan produk pengamatan dari pengalaman individu secara unik dengan benda-benda fisik lingkungannya, dengan orang tua dan saudara-saudara, serta pergaulan sosial yang lebih luas. Sebagai suatu produk dari lingkungan (lingkungan internal dan eksternal) yang juga berkembang, maka sudah tentu sikap, perasaan/emosi itu juga berkembang.
Bentuk-bentuk emosi yang sering nampak dalam masa remaja awal antara lain adalah marah, malu, takut, cemas, cemburu, iri-hati, sedih, gembira, kasih sayang dan ingin tahu. Dalam hal emosi yang negatif, umumnya remaja belum dapat mengontrolnya dengan baik. Sebagai remaja dalam bertingkah laku sangat dikuasai oleh emosinya.
Sehubungan dengan usaha ketenangan atau kedamaian, Hurlock[19] berpendapat bahwa pemuda remaja dapat menghilangkan “unek-unek” atau kekuatan-kekuatan yang ditimbulkan oleh emosi yang ada dengan cara mengungkapkan hal-hal yang menimbulkan emosi-emosi itu dengan seseorang yang dipercayainya. Menghilangkan kekuatan-kekuatan emosi terpendam tersebut disebut juga “emotional catharsis”. Cara-cara yang dapat ditempuh dalam usaha menemukan dan membongkar kekuatan emosi yang terpendam itu dapat dilakukan dengan cara bermain, bekerja, dan lebih baik lagi adalah dengan mengatakannya kepada seorang yang dapat menunjukkan gambaran masalah-masalah yang dihadapi remaja yang bersangkutan. Peranan pendidik, guru terutama konselor sangat penting dalam hal ini, sebab mereka dapat melakukannya dengan penerimaan dan pemahaman dalam membantu kegiatan “emotional catharsis”tersebut.


H.    PANDANGAN ISLAM TERHADAP PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA
Psikologi perkembangan menurut Islam memiliki kesamaan objek studi dengan psikologi perkembangan pada umumnya, yaitu proses pertumbuhan dan perubahan manusia. jika psikologi perkembangan membatasi penelitiannya dari konsepsi sampai kematian, maka melalui studi literatur keagamaan, dapat memperluas ruang lingkup penelitiannya pada kehidupan yang bersifat transedental, termasuk kehidupan setelah mati. Juga secara fundamental memandang manusia sesuai dengan citranya sebagai khalifah Allah di muka bumi, seperti yang diterangkan dalam Alquran dan hadist. Jadi psikologi perkembangan menurut Islam merupakan kajian atas proses pertumbuhan dan perubahan manusia yang menjadikan Alquran dan Hadist sebagai landasan berpikirnya.
Istilah remaja atau kata yang bearti remaja tidak ada dalam islam. [20]Di dalam Al-qur’an ada kata (alfatyatul, ftyatun) yang artinya orang muda.Serperti firman Allah dalam surah AL-Kahfi ayat 10 dan 13 :

               اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ  اِلىَ الْكَهْفِ فَقاَ لُوْا رَبَناَّ اَتِناَ مِنْ لّدُ نْكَ رَ حْمَةً وَّ هَيِّءْ لَناَ مِنْ اَمْرِناَرَشَدًا (الكهف 10)
Artinya: “ (Ingatlah tatkal pemula-pemula itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu berdo’a : “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini “).

نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَباَ هُمْ باِاْحَقْ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اَمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَهُمْ هُدًى  (الكهف 13)

Artinya: “(Kami ceritakan kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan tambahkan kepada mereka petunjuk).[21]
Tampaknya masa remaja yang mengantarai masa kanak-kanak dan dewasa, tidak terdapat dalam islam. Dalam islam seorang manusia bila telah balikh, telah bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik maka akan mendapatkan pahala tetapi sebaliknya bila dia berbuat tidak baik maka dia akan mendapat dosa sebagai ganjarannya. Jadi semua yang dia lakukan akan mendapat balasan sesuai dengan apa yang mereka kerjakan dan di tanggung sendiri oleh orang yang melakukan perbuatan tersebut.




















BAB III
PENUTUP
A.  KESIMPULAN
1.     Masa remaja adalah suatu periode peralihan diri dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa.
2.     Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
3.     Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan sexual ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama pubertas. Terutama kematangan organ-organ seksual dan perubahan-perubahan hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja.
4.      Ada beberapa bentuk berprilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, diantaranya pesta malam yang menimbulkan sisi negative remaja, minum- minuman keras dan obat-obat terlarang.
5.      Remaja awal mengadakan hubungan atau ikut serta dalam proses yang bekerja di dalamnya. Di dalam proses itu remaja dituntut mengadaptasikan diri, mengembangkan diri. Adaptasi dan pengembangan diri itu menyebabkan remaja lebih banyak mengubah diri.
6.      Bentuk-bentuk emosi yang sering nampak dalam masa remaja awal antara lain adalah marah, malu, takut, cemas, cemburu, iri-hati, sedih, gembira, kasih sayang dan ingin tahu.
7.      Dalam islam seorang manusia bila telah balikh, telah bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik maka akan mendapatkan pahala tetapi sebaliknya bila dia berbuat tidak baik maka dia akan mendapat dosa sebagai ganjarannya.

B.  SARAN
Dalam perkembangan remaja merupakan salah satu perjalanan yang bisa mempengaruhi dalam kehidupannya, oleh sebab itu butuh arahan serta didikan agar bisa melewati masa-masa transisi itu dengan baik dalam fisik maupun psikis sehingga bisa mengatasi dan mengaplikasikan perubahan-perubahan itu dalam kehidupan sehari-hari.

































DAFTAR PUSTAKA

Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.

Daradjat Prof.Dr.Hj.Zakiah, Remaja Harapan dan Tantangan, Jakarta: Ruhama, 1995.

Dariyo, Psi, Agoes, Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004

Hurlock, Elizabeth B., Developmental Phsycology, New York: Mc Graw Hill Book Company, 1969.

Mappiare, Drs. Andi, Psikologi Remaja, Surabaya: Usaha Nasional, 1982.

Ling Jonathan, Jonatan Catling, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga, 2012.

Santrock  w John, Life span Development, Penerbit Erlangga,2012.

W.A. Gerungan, Psychology Sosial (Bandung Jakarta: Eresco, 1997.

Windradini, Soesilo, Psikologi Perkembangan Masa Remaja, Surabaya:Usaha Nasional.





[1] Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 189.
[2] John w Santrock , Life span Development,(Penerbit Erlangga,2012).
[3] Agoes Dariyo,Psi, PsikoloIo Perkembangan Remaja, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. l.3.

[4] Elizabeth B.Hurlock, Developmental Phsycology (New York: Mc Graw Hill Book Company, 1969)
[5] Soesilo Windradini,Psikologi Perkembangan Masa Remaja (Surabaya:Usaha Nasional), hlm. 54.
[6] Drs. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 109-113.
[7] Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 192-193.

[8] Agoes Dariyo,Psi, PsikoloIo Perkembangan Remaja, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia, 2004), hlm. l.17-122.
[9] Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 192.
[10] John w Santrock  , Life span Development,(Penerbit Erlangga,2012), hlm. l408.
[11] Drs. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 28-29.
[12] Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.193.


[13] Desmita, Psikologi Perkembangan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.193.

[14]  Jonathan Ling dan Jonatan Catling, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Erlangga, 2012), hlm. 2.

[15] John w Santrock , Life span Development,(Penerbit Erlangga,2012), hlm. 422.
[16] Drs. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 157.
[17] Drs. Andi Mappiare, Psikologi Remaja (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 68-69.
[18] Gerungan W.A, Psychology Sosial (Bandung Jakarta: Eresco, 1997), hlm. 151.
[19] Elizabeth B.Hurlock, Developmental Phsycology (New York: Mc Graw Hill Book Company, 1969)
[20] Prof.Dr.Hj.Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan (; Jakarta: Ruhama, 1995), hlm. 10.
[21] Ibid
Lokasi: Uin, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Jalan Bend. Sigura Gura, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang 65149, Indonesia
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com