Selasa, 24 Februari 2015

MASA NEONATALl (0-2 tahun)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Allah SWT telah berfirman dalam QS: al-Mu’minun: 67

هو الذى خلقكم من تراب ثمّ من نطفة ثمّ من علقة ثمّ يخرجكم طفلا ثمّ لتبلغوا اشدّكم ثمّ لتكووا شيوخا و منكم من يُتوفّى من قبل ولتبتغوا اجلا مسمّى ولعلكم تعقلون
“ Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah untuk (Nabi Adam), kemudian dari setets air mani atau nutfah, sesudah itu dari alaqah atau segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang bayi, kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa dewasa , kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang diwafatkan sebelum tua, (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai pada ajal yang ditentukan dan supaya kamu mengerti (fase-fase pertumbuhan dan perkembangan kejadian manusia)”.
Dari ayat di atas dapat kita lihat bahwasannya kehidupan manusia berawal dari pertemuan sel sperma laki-laki dan sel telur wanita. Pada saat itu, sel sperma laki-laki bercampur dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel yang telah terbuahi yang disebut zigot, kemudian zigot itu tumbuh menjadi bayi melalui beberapa tahap dalam fase-fase perkembangan yang akan dijelaskan dalam makalah ini.
Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi yang baru lahir dua minggu. Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Karena itu peranannya sangat vital dan penting. Lagi pula, pada periode ini berlangsung proses pertumbuhan yang cepat sekali.
Bayi yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan belajar menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya, dan melakukan tugas-tugas perkembangan tertentu. Ada tugas-tugas melakukan kegiatan yang harus diatihnya setiap waktu, agar bayi atau anak mampu melakukan adaptasi social (penyesuaian diri terhadap lingkungan social) dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Macam-macam perkembangan yang dialami oleh bayi yakni perkembangan fisik, emosi, social, intelegensi .Perkembangan itu dilalui oleh bayi sesuai dengan umurnya. Ada yang cepat perkembangannya dan ada yang lambat.
Maka dari itu penulis akan menjelaskan tentang perkembangan-perkembangan bayi usia 0-2 tahun. Agar kita semua dapat memahami tahap-tahap apa saja yang dilalui oleh bayi secara umum.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana tahap perkembangan neonatal ?
2.      Bagaimana tugas-tugas perkembangan bayi ( usia 0-2 tahun) ?
3.      Bagaimana tahap-tahap perkembangan bayi dalam aspek fisik, intelegensi, social, dan emosi ?
4.      Bagaimana refleks-refleks bayi ?
5.      Apa arti dari tangisan bayi ?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui tahap perkembangan neonatal
2.      Untuk  mengetahui tugas-tugas perkembangan bayi ( usia 0-2 tahun )
3.      Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan bayi dalam aspek fisik,  intelegensi, social dan emosi
4.      Untuk mengetahui refleks-refleks pada bayi
5.      Untuk mengetahui arti tangis bayi







BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Tahap Perkembangan Neonatal

2.1.1 Pengertian Neonatal
Masa bayi neonatal menurut kamus yang baku[1], merupakan permulaan atau periode awal keberadaan sebagai individu dan bukan parasit didalam tubuh ibu. Kamus juga merumuskan bayi sebagai seorang anak dalam kehidupannya yang pertama.
Sehingga pengertian neonatus atau neonatal[2] adalah kehidupan pertama kali yang di alami bayi setelah lahir yaitu sampai dengan usianya yang ke 28 hari. Kehidupan antara didalam rahim dengan di luar rahim sangat jauh berbeda, sehingga pada masa noenatus hampir semua organ tubuh menyesuaikan dengan lingkungan yaitu mengalami pematangan. 
Adapun masa bayi neonatal  dibagi menjadi 2 periode[3] :
·         Periode Partunate yaitu (mulai saat kelahiran sampai antara 15 dan 30 menit sesudah kelahiran). Periode ini bermula dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah tali pusar dipotong dan diikat. Sampai hal ini selesai dilakukan, bayi masih merupakan pascamatur, yaitu lingkungan di luar tubuh ibu.
·         Periode Neonete yaitu (mulai dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur). Sekarang bayi adalah individu yang terpisah, mandiri tidak lagi berupa parasit. Selama periode ini bayi harus mengadakan penyesuaian pada lingkungan baru diluar tubuh ibu.
2.1.2 Tahap Perkembangan Neonatal
a)      Perkembangan Fisik
Terdapat empat hal pokok yang harus dilalui bayi dalam proses penyesuaian ini, yaitu bernapas, menelan atau menghisap, sistem pembuangan kotoran dan perubahan suhu. Seringkali terdapat rambut-rambut halus di kepala dan punggung, namun rambut halus yang di punggung lambat laun akan hilang dengan sendirinya. Memiliki proporsi kepala dengan panjang tubuh sebesar 1 : 4, sementara pada orang dewasa proporsi ini biasanya 1 : 7.
b)      Perkembangan Motorik
Perkembangan neonatal menurut Piaget ada 6 tahapan [4]:
                                i.            Tahap 1 ( lahir-1 bulan)[5] Penggunaan Refleks-refleks
Piaget menggunakan istilah skema. Penggunaan istilah skema bisa menjadi pola tindakan apapun untuk menghadapi lingkungan seperti menatap, menggenggam, memukul, dan menendang. Skema-skema pertama mereka utamanya terdiri atas refleks-refleks bawaan. Refleks yang paling jelas adalah refleks menghisap; bayi otomatis menghisap kapanpun bibir mereka disentuh.
Refleks-refleks mengimplikasikan kepasifan tertentu. Organisme akan tetap tidak aktif sampai sesuatu datang untuk menstimulasikannya. Namun, piaget menunjukkan bahkan refleks seperti menghisap dengan cepat menjadi bagian dari aktifitas yang diinisiatifkan sendiri oleh bayi manusia.
Ketika bayi lapar, mereka tidak hanya pasif menunggu ibunya menyodorkan ASI ke mulutnya. Dia pun akan memencari puting dengan sesegera bibirnya menyentuh dada ibunya. Dengan mulut terbuka dia meraba-raba dada itu sampai akhirnya menemukan puting yang dicarinya. Bayi-bayi tidak akan membatasi dirinya hanya pada menghisap puting susu, mereka juga menghisap pakaian, bantal, selimut dan jari mereka sendiri atau apapun yang bisa mereka temui.
Pada fase ini kita juga dapat mendeteksi permulaan akomodasi. Contohnya, bayi-bayi harus menyesuaikan gerakan kepala dan bibir untuk menemukan dada dan perawat. Penyesuaian seperti itu juga membuktikan permulaan pengorganisasian.
                              ii.            Tahap 2 (1-4 bulan) Reaksi-reaksi Sirkuler Premier
Reaksi sirkuler terjadi ketika bayi menghadapi sebuah pengalaman baru dan berusaha untuk mengulanginya. Contoh yang paling mencolok adalah menghisap jempol.
Namun untuk beberapa saat, bayi tidak bisa langsung melakukan yang diinginkannya. Dalam bahasa Piaget, mereka tidak mampu membuat akomodasi yang dibutuhkan untuk mengasimilasikan tangan kepada tindakan menghisap. Setelah mengulangi banyak kegagalan, bayi mampu untuk mengorganisasikan penghisapan jempol dengan gerakan tangan, dan menjadi ahli dalam seni menghisap jempol.
Reaksi-reaksi sirkuler ini menyediakan ilustrasi yang  baik tentang yang dimaksudkan Piaget dengan perkembangan intelektual sebagai ‘proses kontruksi’. Bayi secara aktif‘melakukan bersama-sama’ gerakan dan skema tindakan yang berbeda-beda. Sangat penting untuk menekankan jumlah kerja yang bisa mereka lakukan.
                            iii.            Tahap 3 (4-10 bulan) Reaksi-reaksi Sirkuler Sekunder
Reaksi sirkuler sekunder terjadi saat bayi menemukan dan menghasilkan kembali peristiwa menarik diluar dirinya. Sebagai contah, seorang bayi menendang untuk membuat boneka-boneka yang bergantungan diatasnya bergerak-gerak. Piaget berspikulasi bahwa bayi tersenyum dan tertawa saat melihat peristiwa-peristiwa yang cukup lucu baginya. Pada waktu yang sama, tampaknya mereka tengah menikmati kekuatan mereka sendiri, yaitu kemampuan untuk membuat suatu peristiwa terjadi berulang-ulang.
                            iv.            Tahap 4 (10-12 bulan) Koordinasi Skema-skema Sekunder
Pada tahap 4, tindakan bayi menjadi lebih terbedakan; dia belajar untuk mengkoordinasikan dua skema terpisah demi mendapatkan satu hasil. Pencapaian baru ini tampak ketika bayi berhadapan dengan rintangan-rintangan.  Seperti contoh, bayi akan mengambil sebuah kotak mainan, namun sang ayah menghalangi dengan mengulurkan tangannya tepat dihadapan kotak tersebut. Awalnya bayi ini  tak mempedulikan tangan ayahnya, dia berusaha menerobos atau berputar mengelilinginya. Kemudian dia terpaksa memukul sambil mengayuhkan tangannya hingga mengguncangkan tubuhnya sesekali untuk mengambil kotak mainan yang ada di seberang tangan ayahnya. Setelah beberapa hari mencoba, bayi itu berhasil menggerakkan perintang dengan mengibaskan tangan ayahnya sampai ia memluk kotak mainan miliknya.
Observasi sederhana seperti ini sangat penting bagi kita tentang bagaimana anak-anak mengembangkan kategori-kategori dasar tentang pengalaman, waktu dan ruang. Kita juga tak bisa menanyai bayi perihal pengalaman mereka dengan ruang dan waktu, namun kita bisa melihat kategori-kategori ini berkembang lewat tindakan-tindakan mereka. Inti dari fase ini adalah seorang bayi akan menunjukkan sebuah pengertian bahwa beberapa objek terletak di depan objek lain di dalam ruang, serta sebuah peristiwa harus mendahului peristiwa lain di dalam waktu. 
                              v.            Tahap 5 (12-18 bulan) Reaksi-reaksi Sirkuler Tersier
Terjadinya fase ini adalah ketika bayi bereksperimen dengan tindakan-tindakan yang berbeda untuk mengamati hasil yang berbeda-beda.  Misalnya, seorang bayi akan memainkan sebuah  barang baru seperti meja, lalu  dipukul dengan telapak tangannya beberapa kali, kadang keras kadang lembut untuk mendengarkan perbedaan bunyi yang dihasilkan oleh tindakannya sendiri itu.
Bayi  membuat variasi tindakannya itu untuk apakah hasil-hasil baru dan berbeda yang mengikutinya. Jadi sebenarnya bayi-bayi sepenuhnya belajar dari diri mereka sendiri. Tanpa perlu diajari oleh orang dewasa. Mereka mengembangkan skema mereka semata-mata dari keingintahuan intrisik tentang dunia. Piaget mencatat bahwa pada tahap 5, anak mungkin akan memperoleh rantai lewat proses pengalaman yang lambat dan coba-coba (trial and error) bagi tindakan yang berbeda-beda.
                            vi.            Tahap 6 (18 bulan-2tahun) Permulaan Berpikir
Pada tahap ini anak-anak kelihatannya mulai memikirkan situasi secara berlebih internal, sebelum akhirnya bertindak. Kemajuan anak-anak ditahap 6 bisa juga dilihat sebagai upaya untuk berimitasi. Anak-anak sanggup membuat imitasi yang tertunda (deffered immmitation) yaitu imitasi terhadap model-model yang tidak hadir lagi.                                   
2.2  Tugas-Tugas Perkembangan Bayi

2.2.1 Pengertian Tugas Perkembangan Bayi
Tugas perkembangan[6] adalah sesuatu tugas yang timbul pada periode tertentu dalam kehidupan seseorang. Adapun menurut Robert Havighurst, tugas perkembangan ialah tugas yang terdapat pada suatu tahap kehidupan seseorang, yang akan membawa individu kepada kebahagiaan dan keberhasilan dalam tugas-tugas pengembangan berikutnya yaitu apabila tahap kehidupan tersebut dijalani dengan berhasil. Sedangkan kegagalan dalam melaksanakan tugas pengembangan, akan mengakibatkan kehidupan tidak bahagia pada individu dan kesukaran-kesukaran lain dalam hidupnya kelak.


2.2.2 Sumber Tugas Perkembangan
Tugas perkembangan berasal dari tiga jenis sumber. Pertama adalah tugas yang berasal dari pertumbuhan fisik. Misalnya, kesiapan fisik balita membuatnya mulai belajar berjalan dan bicara. Keterampilan itu akan diperlukan untuk tahap perkembangan berikutnya, misalnya untuk bermain bersama teman-teman. Di usia remaja, pertumbuhan fisik hormonal memunculkan rasa ketertarikan pada lawan jenis. Di sini ada tugas perkembangan untuk belajar menjaga sikap pada lawan jenis.
Kedua, ada tugas-tugas yang berasal dari kematangan kepribadian. Yang ini terkait dengan pertumbuhan sistem nilai dan aspirasi. Misalnya, di usia SD mulai muncul kesadaran akan perbedaan kelompok sosial dan ras, maka di usia ini ada tugas perkembangan untuk bisa menyikapi dengan tepat perbedaan tersebut. Ketika beranjak remaja muncul harapan tentang karier, sehingga di sini muncul tugas untuk mulai mempelajari pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan kerja.
Selanjutnya, jenis tugas perkembangan ketiga adalah tugas yang berasal dari tuntutan masyarakat, contohnya di usia SD, anak diharapkan sudah bisa baca tulis. Di usia dewasa, seseorang dituntut melakukan tanggung jawab sebagai warga sipil seperti membayar pajak dan memiliki pekerjaan.
Menurut Havigrust, tugas perkembangan individu bersumber pada faktor-faktor dibawah ini :
1)      Kematangan fisik
2)      Tuntutan masyarakat secara kultural
3)      Tuntutan dan dorongan dan cita-cita individu itu sendiri
4)      Norma-norma agama




2.2.3. Pentingnya Mengetahui Tugas-tugas Perkembangan
Tugas-tugas perkembangan perlu diketahui dan dipahami , baik oleh individu yang bersangkutan maupun oleh pihak yang berhubungan dengan perkembangan individu tersebut, yaitu pendidik, termasuk orang tua.

a.    Bagi individu yang bersangkutan.
Setiap individu, khususnya muntuk masa kanak-kanak akhir dan seterusnya, hendaknya memahami tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasau pada fase perkembangan tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan berartu dirinya telah mengetahui keterampilan apa saja yang harus dikuasai, bagaimana ia harus bersikap, bertindak, dst. Dengan demikian motivasi intrinsic untuk belajar menguasai hal-hal tersebut dapat berkembang pada dirinya.

b.    Bagi pendidik atau pengasuh
Setiap pendidik, termasuk orang tua, hendaknya mengetahui tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai oleh peserta didiknya. Sebab bagi para pendidik, pengetahuan mengenai tugas-tugas perkembangan merupakan pedoman tentang apa saja yang harus dilakukan untuk membantu perkembangan peserta didiknya pada fase perkembangan tertentu serta untuk menghadapi fase perkembangan berikutya.

2.2.4.   Tugas Perkembangan Bayi

Karena pola perkembangan dapat diramalkan meskipun bayi berbeda mencapai hal-hal yang penting pada pola ini dalam usia yang agak berbeda, dapatlah dibuat standar dari harapan-harapan sosial dalam bentuk tugas-tugas perkembangan[7]. Misalnya, semua bayi diharapkan belajar berjalan, memakan makanan padat, sedikit sedikit mengendalikan alat-alat pembuangan, mencapai stabilitas fisiologis yang baik (terutama dalam irama lapar dan tidur), mempelajari dasar-dasar berbicara, dan berhubungan secara emosional dengan orangtua dan saudara-saudara kandung sampai derajat tertentu dan tidak sepenuhnya tersendiri seperti pada saat dilahirkan. Tentu saja sebagian besar tugas-tugas perkembangan ini belum dapat sepenuhnya dikuasai pada saat masa bayi hampir berakhir, tetapi dasar-dasarnya harus sudah diletakkan.
Ketika masa bayi berakhir, semua bayi normal sudah belajar berjalan, meskipun dengan tingkat  kecakapan yang berbeda-beda. Mereka juga sudah belajar memakan makanan keras dan mencapai stabilitas fisiologis yang cukup baik. Pembangan kotoran yang merupakan tugas utama sudah dapat dikendalikan dan akan sepenuhnya dikuasai dalam waktu setahun atau dua tahun.
Meskipun kebanyakan bayi sudah menambah kosa kata yang berguna, dapat menyebutkan kata-kata yang digunakan secara tepat, dapat menyebutkan kata-kata yang digunakan secara tepat, dapat mengerti pernyataan dan perintah-perintah yang sederhana, dan dapat menggabungkan beberapa kata menjadi kalimat yang berarti, tetapi kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan orang lain dan untuk mengerti apa yang dkatakan orang lain kepada mereka masih dalam tingkat yang rendah. Masih banyak harus dikuasai sebelum mereka masuk sekolah.
Perkembangan yang pesat dari susunan saraf, pengeras tulang, dan penguat otot, memungkinkan bayi menguasai tugas-tugas perkembangan, tetapi keberhasilan bayi dalam hal ini banyak bergantung pada kesempatan yang diberikan untuk menguasai tugas tersebut dan bergantung pada bantuan serta bimbingan yang diperoleh.
Bayi yang berkembang lambat dalam penguasaan tugas-tugas pekembangan masa bayi akan mengalami kesulitan pada saat ia mencapai awal masa kanak-kanak dan diharapkan untuk menguasai tugas-tugas perkembangan selama tiga tahun. Dasar yang kurang baik dalam ketrampilan motorik atau berbicara, akan menyulitkan anak belia untuk menguasai berbagai ketrampilan di bidang perkembangan itu. Sebaliknya, kalau tugas perkembangan dilakkan dengan baik maka bayi akan memiliki dasar yang dibutuhkan untuk berhasil menguasai ketrampilan berbicara, ketrampilan motorik dan bentk pengendalian tubuh lainnya yang penting untuk menjadi bagian dari kelompok sebayanya, yaitu salah satu tugas perkembangan yang penting dari awal masa kanak-kanak.
Di bawah ini dikemukakan rincian tugas perkembangan dari setiap tahapan menurut (Havighurst) :
·         Tugas Perkembangan Masa Bayi dan Anak-anak Awal (0-2tahun)
a)         Belajar Berjalan pada usia 9 – 15 bulan.
b)        Belajar makan-makanan padat.
c)         Belajar berbicara.
d)        Belajar buang air besar dan kecil.
e)         Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin.
f)         Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis.
g)        Membentuk konsep-konsep sederhana kenyataan sosial dan alam.
h)        Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orrang tua, saudara, dan orang lain.
 i)          Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk serta pengembangan kata hati.

2.2.4.1  Belajar Berbicara
Tugas kedua[8] dalam berkomunikasi dengan oranglain adalah belajar berbicara. Karena belajar bicara adalah tugas yang lama dan sulit dan karena bayi-bayi belum cukup matang untuk belajar hal yang sulit dan ruwet ini selama tahun pertama, maka alam memberikan bentuk-bentuk pengganti komunikasi yang dignakan sampai mereka siap untuk bicara. Banyak bayi selama tahun pertama dan kedua, mencoba memberitahukan kebutuhan dan keinginannya dengan cara ini. Bentuk-bentuk komunikasi ini dikenal sebagai “ bentuk-bentuk prabicara”.
Kalau bentuk komunikasi prabicara memuaskan dan merupakan pengganti berbicara yang efektif, motivasi untuk belajar bicara akan melemah. Bayi akan terus menggunakan bentuk-bentuk komunikasi bayi bahkan setelah ia sendiri mampu belajar bicara.

2.2.4.2   Bentuk-bentuk Komunikasi prasekolah
Dalam pola belajar berbicara biasanya terdapat empat bentuk prabicara : menangis, berceloteh, isyarat dan pengungkapan emosi. Menangis amat sering dilakukan selama bulan-bulan pertama, meskipun dari sudut pandang jangka panjang, mengoceh atau berceloteh merupakan tindakan yang paling penting karena sebenarnya inilah yang mengembangkan kemampuan berbicara.
GAMBAR  1.1
             
Gambar 1.1 Terdapat peningkatan pesat dalam penggunaan tangan selama minggu-minggu awal masa bayi. (Diambil dari J. Dittrichova dan V. Lapackova. Perkembangan keadaan jaga pada anak. Child Development, 1964, 35, 365-370. Digunakan dengan izin.)
2.2.4.3 Tugas-Tugas dalam Belajar Berbicara
Belajar berbicara mencakup tiga tugas yang sulit dan tidak saling berhubungan[9]. Bayi belajar bagaimana mengucapkan kata-kata, menggunakan kosa kata dengan menggunakan menghubungkan pengertiannya dengan kata-kata yang dapat dipergunakan untuk menyampaikan maksudnya pada orang lain, dan menggabungkan kata-kata menjadi kalimat yang dimengerti oleh orang lain. Tugas-tugas ini tidak hanya meliputi pengendalian mekanisme suara tetapi juga kemampuan untuk memperluas arti dan menghubungkannya dengan kata-kata.
Tugas-tugas ini dijelaskan dalam kotak 1.2
KOTAK 1.2
TUGAS-TUGAS YANG TERLIBAT DALAM BELAJAR BERBICARA
Pengucapan
Bayi belajar mengucapkan kata-kata sebagian melalui coba-coba tetapi terutama dengan meniru ucapan orang dewasa. Huruf mati dan campuran huruf mati lebih sulit diucapkan daripada huruf hidup dan diftong. Banyak ucapan bayi yang tidak dapat dimengerti sampai usia delapan belas bulan, setelah itu berangsur-angsur terjadi kemajuan yang mencolok.
Membangun Kosa Kata
Mula-mula bayi belajar nama-nama orang dan benda, kemudian kata-kata kerja seperti “memberi” dan “mengambil”. Sesaat sebelum masa bayi belajar beberapa kata sifat seperti “mani” dan “nakal”, dan juga beberapa kata keterangan. Kata depan, kata hubung, dan kata ganti umumnya dipelajari sampai awal masa kanak-kanak. Kosa kata meningkat dengan bertambahnya usia.
Kalimat
“Kalimat” bayi yang pertama muncul antara usia dua belas dan delapan belas bulan, biasanya terdiri dari satu kata yang disertai dengan isyarat. Lambat laun kata-kata merambat dalam kalimat, tetapi isyarat masih banyak digunakan sampai memasuki masa kanak-kanak.



















2.2.5    Pengaruhi Penguasaan Tugas-tugas Perkembangan

Tugas-tugas perkembangan pada fase perkembangan tertentu hendaknya dikuasai oleh setiap individu sebab tugas-tugas perkembangan pada suatu sisi merupakan harapan atau tekanan sosial. Selain itu pada fase berikutnya akan ada tugas-tugas perkembangan yang lain, yang umumnya lebih berat. Namun demikian tidak setiap individu berhasil dalam menguasai tugas-tugas perkembangannya, karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi hal ini, yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal[10]
a.    Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi penguasaan tugas perkembangan adalah: normal tidaknya pertumbuhan dan perkembangan, kesehatan, motivasi untuk berkembang dan kelancaran dalam menguasai tugas-tugas perkembangan sebelumnya.

b.    Faktor eksternal
Penguasaan tugas-tugas perkembangan individu dipengaruhi pula oleh faktor-faktor eksternal, yaitu pola asuh orang tua, lingkungan sekolah, lingkungan pergaulan dan seterusnya.

2.3            Tahap- Tahap Perkembangan Bayi
2.3.1 Aspek Fisik
            Penakaran atas perkembangan fisik itu dapat didekati baik secara horizontal maupun secara longitudional[11]Carl Murchison dalam bukunya “Hand book of Child Psichology” didalamnya mengandung data yang menarik mengenai pola perkembangan dari pertumbuhan fisik. Menurut hasil penelitian, ialah perkembangan itu berlangsung secara cepat sejak lahir hingga umur dua tahun. Menurut Courtis penakaran perkembangan yang longitudinal itu Nampak menunjukan empat lingkaran (sikles). Sikles-sikles tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
1.      Masa prenatal yaitu masa-masa dalam kandungan
2.      Masa bayi  yaitu rata-rata sejak lahir hingga umur lima atau enam tahun
3.      Masa kanak-kanak yaitu rata-rata dari umur enam sampai dua belas tahun
4.      Masa remaja yaitu rata-rata dari umur dua belas sampai delapan belas tahun
Adapun perkembangan bayi yang khas yakni :
            Tinggi dan berat[12]. Hasil-hasil penelitian tentang pertumbuhan menunjukan bahwa anak yang normal cenderung mengikuti pola-pola tertentu tentang bertambahnya tinggi dan berat badan yang cepat pada masa bayi. Thorpe, dalam bukunya “Child Psychology and Development” meringkaskan hasil-hasil penemuannya sebagai berikut :
……… menurut studi belakangan ini rata-rata berat pada waktu lahir tanpa memandang rasa atau kelaminnya adalah 7.13 pound. Dalam hal ini bayi laki-laki berat badannya rata-rata 0.2 pound lebih dari pada bayi perempuan. Bayi kulit putih yang baru saja lahir berat badannya 0.25 pond lebih berat dari pada bayi berkulit hitam, walaupun keadaan social ekonominya ikutr mendorong namun tidak juga mempengaruhi berat badan pada saat lahir. Suatu penelitian yang sebelumnya menunjukan antara 6 dan 9 pond dan tingginya berkisar antara 17-22 inci. Pandangan mengenai kecepatan pertumbuhan bayi itu mungkin diperoleh atas kenyataan bahwa bayi laki-laki tumbuh rata-rata 7 1/8 inci pada umur Sembilan bulan, sedangkan bayi perempuian ini tumbuh 6 ¾ inci pada waktu bayi itu telah mencapai umur yang sama. Bahkan semakin jelas yaitu bahwa bertambahnya berat bayi itu sebanyak dua kali lipat pada rata-rata anak selama sembilan bulan yang pertama. Pada waktu itu rata-rata pada anak laki-laki telah mencapai tinggi badan 28 ¼ inci, berat badanya telah bertambah menjadi 19 11/16 pound. Sedangkan rata-rata bayi perempuan tingginya mencapai 28 ¼ inci dengan berat badan yang dicapai 19 5/16 pound.
            Proporsi Fisik.[13] Pertumbuhan kepala berkurang dalam masa bayi, sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai meningkat. Jadi bayi berangsur-angsur menjadi kurang berat diatas dan tampak lebih ramping dan tidak gempal pada masa akhir bayi.
            Tulang. Jumlah tulang meningkat pada masa bayi. Pengerasan tulang dimulai pada awal tahun pertama, tetapi belum selesai sampai masa puber. Ubun-ubun atau daerah otak yang lunak 50% bayi yang lahir telah tertutup pada usia delapan belas bulan dan hamper pada semua bayi telah tertutup pada usia 2 tahun.
            Otot-otot dan Lemak. Urat otot sudah ada pada waktu lahir tetapi dalam bentuk yang belum berkembang. Urat-otot itu berkembang lambat selama masa bayi dan lemah. Sebaliknya, jaringan lemak berkembang pesat, sebagian karena tingginya kadar lemak didalam susu yang merupakan bahan makanan pokok bagi bayi.
            Bangun Tubuh. Selama tahun kedua, ketika proporsi tubuh berubah, bayi mulai memperlihatkan kecenderungan bangun tubuh yang karakteriktis, tiga bentuk tubuh yang paling lazim adalah ektomorfik, yang cenderung panjang dan langsing, endomorfik, yang cenderung bulat dan gemuk, dan mesomorfik, yang cenderung berat, keras, dan empat persegi panjang.
            Gigi. Rata-rata bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun dan 16 pada usia dua tahun. Gigi yang pertama muncul adalah gigi depan, dan yang terakhir adalah gigi raham. Empat gigi susu yang terakhir biasanya baru muncul pada tahun pertama masa kanak-kanak.
            Susunan Syaraf. Pada waktu lahir, berat otak adalah seperdelapan berat total bayi. Pertambahan berat otak bayi paling pesat pada usia dua tahun. Otak kecil yang berperan penting untuk menjaga keseimbangan dan pengendalian tubuh. Bertambah beratnya tiga kali lipat satu tahun sesudah kelahiran. Ini berlaku juga pada otak besar. Sel-sel yang belum matang ,yang ada pada waktu kelahiran, terus berkembang sesudah kelahiran tetapi secara relative beberapa sel tertentu.
            Perkembangan Organ Perasa. Pada usia tiga bulan, otot mata sudah cukup terkoordinasi untuk memungkinkan bayi melihat secara jelas dan nyata dan sel-sel kerucut sudah berkemabang baik untuk memungkinkan mereka melihat warna. Pendengaran berkembang selama waktu ini. Penciuman dan pengecapan yang berkembang baik pada waktu kelahiran, terus membaik selama masa bayi. Bayi sangat tanggap terhadap semua perangsang kulit karena tekstur kulit mereka yang tipis dank arena semua organ perasa yang berhubungan peraba, tekanan, rasa sakit, dan suhu berkembang dengan baik.
2.3.2        Aspek Inteligensi

Pada waktu bayi  masih berada dalam kandungan ibunya, badanya telah membentuk sekitar 1,5 milyar sel-sel saraf permenit[14]. Jadi pada saat dilahirkan bayi kemungkinan telah memiliki semua sel-sel otak yang akan dimiliki sepanjang hidupnya. Akan tetapi, sel-sel otak tersebut belum matang dan jaringan urat saraf masih lemah. Oleh sebab itu, segera setelah lahir hingga usia 2 tahun, sel-sel otak yang belum matang dan jaringan syaraf yang lemah it uterus bertumbuh dengan cepat dan dramatis mencapai kematangan, seiring dengan pertumbungan fisiknya. Pada saat lahir, berat otak bayi seperdelapan dari berat totalnya atau sekitar 25% dari berat otak dewasanya, maka pada ulang tahun kedua otak bayi sudah mencapai kira-kira 75% dari otak dewasanya.

2.3.3        Aspek Sosial
Perilaku social dini mengikuti pola yang cukup diramalkan meskipun dapat terjadi perbedan-perbedaan karena keadaan kesehatan atau emosi atau kondisi lingkungan. Pada saat dilahirkan bayi tidak memilih dalam arti tidak memperdulikan siapa yang mengurus kebutuhan fisiknya, nyatanya bayi dapat ditenagkan baik  oleh botol air panas, bantal yang empuk, atau oleh belaian-belaian manusia. Tetapi sekitar usia enam bulan timbul senyum social yang sungguh-sungguh dalam arti senyum terhahadap reaksi seseorang dan bukan reaksi terhadap rangsang peradaban yang dikenakan pada bibir yang menimbulkan reflex senyum. Dan ini dianggap sebagai permulaan dari sosialisasi.[15]
Selama tahun pertama masa bayi, bayi dalam keadaan seimbang yang membuat ia ramah, mudah dirawat dan menyenangkan. Sekitar pertengahan tahun kedua keseimbangan berubah menjadi ketidakseimbanangan sehingga bayi menjadi rewel, tidak kooperatif dan sulit dihadapi. Sebelum masa bayi berakhir keseimbangan kembali lagi memperlihatkan perilaku yang menyenangkan dan perilaku social.
Pola reaksi social kepada orang dewasa berbeda dengan reaksi social kepada bayi-bayi lain. Hal ini akan diuraikan secara terpisah dalam table dibawah :
Umur Bayi
Reaksi Sosial kepada Orang Dewasa
2-3 bulan
Bayi dapat membedakan manusia dari benda mati dan bayi tahu bahwa manusialah yang memmenuhi kebutuhannya. Bayi puas bila berada bersama masusia dan tidak senang kalau ditinggal sendiri. Pada usia ini bayi tidak menunnjukan rasa lebih menyukai satu orang tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain.
4-5  bulan
Bayi ingin digendong oleh siapa saja yang mendekatinya. Ia memberikan reaksi yang berbeda, kepada wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara ramah. Dan suara yang menunujukan amarah
6-7 bulan
Bayi membedakan “teman” dan “orang asing” dengan tersenyum pada yang oertama dan memperlihatkan ketakutan pada yang dating terakhir. Ini merupakan awal dari “masa lalu” juga permulaan dari “masa terikat” – yaitu masa dimana bayi menunjukan keterikatan yang kuat kepada ibunya atau ibu pengganti dan berkurangnya keramahtamahan.
8-9 bulan
Bayi mencoba meniru kata-kata ,isyarat dan gerakan-gerakan sederhana dari orang lain.
12 bulan
Bayi bereaksi terhadap larangan “ jangan-jangan”
16-18 bulan
Negativism, dalam bentuk keras kepala tidak mau mengikuti permintaan tau perintah dari orang dewasa ditunjukan dengan perilkau menarik diri atau ledakan amarah.
22-24 bulan
Bayi bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin seperti berpakaian, makan, mandi dll.

Umur Bayi
Reaksi Sosial kepada Bayi-Bayi Lain
4-5 bulan
Bayi mebcoba menarik perhatian bayi atau anak lain dengan melambungkan badan keatas, kebawah, menendang, tertawa atau bermain dengan ludah
6-7 bulan
Bayi tersenyum pada bayi lain dan menunjukan minat terhadap tangisannya
9-13 bulan
Bayi mencoba meremasi pakaian dan rambut bayi-bayi lain, meniru perilaku dan suara mereka dan bekerja sama dalam menggunakan mainan. Meskipun ia cenderung bingung bila bayi lain mengambil mainannya
13-18 bulan
Berebut mainan sekarang berkurang dan bayi cenderung bekerja sama dalam bermain dan mau berbagi rasa
18-24 bulan
Bayi lebih berminat bermain dengan bayi lain, dan menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan social denganya.
2.3.4        Aspek Emosi
Pada waktu lahir emosi tampak dalam bentuk sederhana, hampir tak terbedakan sama sekali. Dengan bertambahnya usia, berbagai reaksi emosional menjadi kurang tersebar, kurang acak dan lebih terbedakan, dengan reaksi emosional dapat ditimbulkan oleh berbagai macam ransangan.
Ada dua cirri khusus dari emosi pada masa bayi.[16] Pertama, emosi bayi sangat berbeda dengan emosi remaja bahkan dewasa, dan kadang-kadang dari anak-anak yang lebih tua. Emosi bayi misalnya disertai oleh reaksi perilaku yang terlampau hebat bagi rangsangan yang menimbulkannya, terutama dalam hal marah dan takut. Emosi-emosi itu singkat saja tetapi kuat; sering muncul tetapi bersifat sementara dan berubah menjadi emosi lain kalau perhatian bayi dialihkan. Kedua, emosi lebih mudah dibiasakan pada masa bayi dibandingkan pada periode-periode lain. Ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan intelektual bayi sehingga mereka mudah dan cepat bereaksi terhadap rangsangan yang pada waktu lalu membangkitkan reaksi emosional. Kadang-kadang, misalnya bayi tidak mau masuk kekamar dokter kalau pada kunjungan yang terakhir ia disuntik.
Adapun menurut Yusuf (2005) , perkembangan emosi bayi  terbagi menjadi tiga masa [17]yaitu:
·         Fase bayi (0-2 tahun)
Masa bayi 0-2 tahun terbagi menjadi tiga kategori:
1)      Usia 0-8 minggu
Kehidupan bayi sangat dikuasai oleh emosi. Emosi anak sangat bertalian dengan perasaan indrawi (fisik), dengan kualtas perasaan: senang dan tidak senang. Misal: anak tidur pulas atau senyum bila anak merasa kenyang, hangat dan nyaman, saat menangis karena lapar,haus, kedinginan, atau sakit.
2)      Usia 8 minggu-1 tahun
Pada masa ini perasaan psikis sudah mulai berkembang anak merasa senang atau tersenyum bila melihat mainan yang tergantung di depan matanya. Tidak merasa senang (menangis) terhadap benda asing atau orang asing. Pada masa ini perasaan senang jasmaniah menjadi tidak senang, marah, takut, jengkel, dan terkejut.
3)      Usia 1-3 tahun
Pada masa ini perasaan emosi anak sudah mulai terarah pada sesuatu (orang, benda, atau makhluk lain). Sejajar dengan perkembangan bahasa yang sudah mulai pada usia dua tahun, maka anak dapat menyatakan perasaannya dengan menggunakan bahasa dan emosi. Pada fase ini anak bersifat labil(mudah berubah) dan mudah tersulut (mudah terpengaruh tetapi tidak sama).

2.3.4.1  Pola Emosi yang Lazim pada Bayi.
Terdapat sejumlah pola emosional tertentu yang umum pada bayi[18].Dibawah ini memuat rangsangan dan reaksi yang akan terjadi pada bayi :
a)      Kemarahan
Perangsang yang lazim membangkitkan kemarahan bayi adalah campur tanagan terhadap gerakan-gerakan mencoba-cobanya. Menghalanhi keinginannya, tidak mengizinkannya mengerti sendiri, dan tidak memperkenaknannya melakukan apa yang ia inginkan. Lazimnya tanggapan marah mengambil bentuk menjerit, meronta-ronta, menendangkan kaki, mengibaskan tangan, dan memukul atau menendang apa saja yang ada didekatnya. Pada tahun kedua bayi dapat juga melonjak-lonjak, berguling-guling, meronta-ronta dan menahan nafas.
b)      Ketakutan
Perangsang yang paling mungkin membangkitkan ketakutan bayi adalah : suara keras, orang, barang, dan situasi asing, ruangan gelap. Perangsang yang secara tiba-tiba terjadi pada bayi atau yang tidak lazim terjadi padanya biasanya menimbulkan rasa takut. Tanggapan rasa takut yang lazim pada masa bayi terdiri dari upaya menjauhkan diri dari perangsang dengan merengek, menangis dan menahan nafas.
c)      Rasa Ingin Tahu
Setiap mainan atau barang dan tidak biasa adalah perangsang untuk keingintahuan, kecuali jika kebaruan itu begitu tegas sehingga menimbulkan ketakutan. Bila rasa takut berkurang ia akan mebuka mulut, dan menjulurkan lidah. Kemudian bayi akan menangkap barang yang membangkitkan rasa ingin tahunya tersebut, memegang, membolak-balik, melempar atau memasukkannya ke mulut.
d)     Kegembiraan
Kegembiraan dirangsang oleh kesenangan fisik. Pada bula kedua atau ketiga, bayi bereaksi pada orang yang mengajaknya bercanda, menggelitik, mengamati dan memperhatikannya. Mereka  mengungkapkan rasa senang atau kegembiraannya dengan tersenyum, tertawa serta menggerakkan lengan atau kakinya. Bila rasa senang sangat besar, bayi berdekut, bahkan berteriak gembira dan semua gerakan tubuh makin intensif
2.4      Refleks-refleks Bayi
Pada masa bayi, terlihat gerakan-gerakan spontan yangbdisebut “refleks”. Refleks [19]adalah gerakan-gerakan bayi yang bersifat otomatis dan tidak terkoordinir sebagai reaksi terhadap angsangan tertentu serta memberi bayi respons penyuaian diri terhadap lingkungannya. Sepanjang bulan pertama kehidupannya, kebanyakan refleks menghilang atau menyatukan dengan gerakan yang relatif disengaja atau penuh arti. Ketika mereka menguasai ketrampilan ini, maka ia disebut “skill” atau ketrampilan. Refleks dan skill juga disebut kemampuan motorik (motor abilities).  Seifert & Hoffnug (1994), menyebutkan ada 12 gerak refleks yang dimiliki oleh anak baru lahir (lahir tabel 4.1)
TABEL 4.1
Refleks
Perkembangan
Signifikansinya
Pernafasan
Permanen, sekalipun sebagian menjadi sukarela
Memberikan oksigen dan membuang karbon dioksida

Menghisap
Melemah dan menghilang pada usia 6 bulan
Mengarahkan anak pada payudara atau botol susu. Membantu anak untuk minum

Mencari

Secara gradual di bawah pengontrolan yang sengaja Permanen, meskipun sebagian sebagian menjadi tindakan sukarela

Membantu anak untuk minum

Menelan

Permanen, meskipun sebagian menjadi tindakan sukarela

Membantu anak menelan dan menjauhi cekikan

Mengedip

Permanen,meskipun kemudian melemah secara sukarela

Memelihara mata dari benda dan   cahaya terang

Biji mata

Permanen

Memelihara dari cahaya terang dan memberikan penglihatan yang baik dalam cahaya lampu yang redup

Moro

Gerakan lengan dan telapak tangan menghilang pada 6 bulan, tetapi reaksi terkejut berlangsung seumur hidup

Menunjukkan perkembangan normal dan saraf

Memegang

Melemah pada usia 3 bulan, genggaman sukarela muncul pada 6 bulan dan menghilang setelah 1 tahun

Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf

Penguatan leher

Menghilang pada usia 2 tahun 3 bulan

Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf

Babinski
Menghilang pada usia 8 sampai 12 bulan
Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf
Melangkah

Menghilang pada usia 2 bulan, tetapi kemudian diaplikasikan

Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf

Berenang

Menghilangkan setelah 4 hingga 5 bulan

Menunjukan perkembangan normal dari sistem saraf
            Secara garis besarnya, duabelas refleks tersebut dapat di bagi dua. Pertama, refleks survival, yaitu refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan fisik bayi, terutama dalam menyesuaikan dfiri dengan lingkungan barunya. Kedua, refleks yang tidak secara nyata berguna bagi pemenuhan kebutuhan fisik, walaupun ia mungkin merupakan tingkah laku refleks yang penting pada tahap awal evolusi manusia yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Di antara refleks-refleks yang muncul pada masa bayi itu adalah :
1.      Refleks Menghisap dan Mencari
Refleks mencariterlihat ketika pipi bayi disentuh dan diusap dengan lembut, maka ia langsung merespons dengan memalingkan kepalanya ke arah pipi yang disentuh. Tingkah lakupencarian inilah yang disebut dengan “refleks ”. refleks mencari ini membantu bayi menemukan payudara ibunya, sebai sumber makanan. Di samping refleks mencari, bayi yang baru lahir juga memperlihatkan refleks menghisap. Bayi yang baru lahir secara otomatis akan menghisap benda yang ditempatkan di mulutnya. Jika kemudian bayi menemukan puting susu ibu, maka ia akan langsung menghisap secara kuat dan berirama tanpa belajar terlebih dahulu. Jadi dengan refleks menghisap akan memudahkan bayi memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan.
            Refleks mencari dan menghisap akan menghilang setelah bayi berusia kira-kira 3 hingga 4 bulan. Kemudian, dalam usia 1 tahun, refleks menghisap menyatu dan diperluas dengan aktivitas makanan yang sengaja. Bayi mulai menggunakan mulutnya sebagai suatu cara untuk mempelajari objek-objek baru. Untuk beberapa waktu terlihat bahwa secara praktis ia menaruh sesuatu ke dalam mulutnya. Suatu investigasi yang dilakuan oleh T. Berry Brazelton (1983), seorang dokter spesial anak, menunjukkan bahwa isapan berubah ketika usia mereka bertambah. Lebih 85 % bayi yang sering menghisap ternyata tidak melakukannya untuk mendapatkan makanan. Mereka menghisap jari, kepaln tangan mereka dan dot/kempeng hanya untuk kesenangan. Pada usia 1 tahun, kebanyakan bayi menhentikan perilaku menghisap tersebut.
2.      Refleks Moro (moro refleks)
Refleks moro adalah suatu respons tiba-tiba dari bayi yang baru lahir sebagai akibat adanya suara atau gerakan yang mengejutkannya. Refleks moro ini juga merupakan suatu upaya mempertahankan hidup. Karena itu, ia merupakan hal yang normal bagi semua bayi yang baru lahir. Bahkan belakangan ini, refleks moro dianggap sangat penting, karena dapat membantu dokter dalam mendiagnosa perkembangan sistem saraf normal bayi. Bayi yang sehat akan menunjukkan respons tersebut apabila ia terkejut. Tetapi, respons itu akan banyak menghilang ketika bayi mendekati usia 6 bulan.
3.      Refleks Menggenggam (grasping reflex)
Refleks menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi, dan bayi akan memproses dengan menggenggam dengan kuat. Refleks menggenggam merupakan langkah awal bagi bayi untuk lebih memudahkan melakukan aktivitas menggenggam selanjutnya yang lebih disengaja. Pada bulan ketiga, refleks menggenggam ini berkurang dan bayi memperlihatkan suatu genggaman yang lebih spontan, yang serng dihasilkan oleh rangsangan visual. Misalnya, ketika seorang bayi melihat suatu gerakan yang berputar di atas tempat tidurnya, ia akan berusaha meraihnya dan menggenggamnya. Ketika perkembangan motoriknya semakin lancar, bayi itu akan menggenggam benda-benda, menggunakannya dengan hati-hati, dan mengamati benda-benda trsebut.
Berapa refleks yang muncul yang muncul pada bayi yang baru lahir akan tetap ada sepanjang hidupnya. Tetapi, ada beberapa refleks lain yang menghilang beberapa bulan setelah kelahiran, ketika fungsi otak semakin matang dan kendali atas beragam perilaku mulai berkembang. Bebrapa gerak refleks pada akhirnya bergabung ke dalam bebrapa tindakan yang lebih kompleks dan spontan.

2.5      Arti Tangis Bayi
Menangis,[20] seperti ditunjukan oleh Ostwald dan Pelzman, “ Menangis adalah salah satu cara-cara pertama bayi berkomunikasi dengan dunia pada umumnya.”. Meskipun orang tidak selalu tepat menafsirkan apa yang hendak disampaikan oleh bayi, tetapi tangisan menandakan bahwa bayi berusaha berkomunikasi Selanjutnya Ostwald dan Pelzman menerangkan bahwa “menangis” adalah tindakan social yang pertama dari bayi, ini menandakan suatu peralihan dari pihak bayi, dari diam-diam bergantung pada ibu menjadi mampu berhubungan dengan pihak luas.
Tangisan bayi neonatal berangsur-angsur berbeda sehingga pada minggu ketiga atau keempat dapat diketahui apa maksud tangis bayi melalui nada, intensitas dan gerakan-gerakan badan yang mengiringinya. Rasa sakit misalnya diungkapkan dengan tangisan keras yang melengking  dengan rintihan dan rengekan diantaranya. Menangis karena sakit perut disertai dengan jeritan aneh yang tinggi nadanya berganti-ganti dengan otot kaki yang tegang dan tarikan-tarikan kaki. Sebelum usia 3 tahun menangis merupakan cara yang manjur untuk memperoleh perhatian.
Menangis selama bulan-bulan pertama juga mempunyai tujuan lain yang bermanfaat; hal ini menandakan apakah bayi sehat dan normal atau ada suatu kesalahan. Misalnya, tangisan nada tinggi dengan intensitas lemah dan terus menerus seringkali berarti bahwa bayi menderita kurang gizi atau kerusakan otak.
Di negara-negara Barat tangisan bayi menjadi sebuah masalah[21]. Karena banyak orang tua yang mengeluh akibat tangisan si kecil. Mereka berdiskusi tentang langkah yang harus dilakukan untuk menenangkan bayi dan bagaimana caranya membuat bayi tetap bahagia.” Bayi menangis dan merasa tertanggu, menderita ganguan kejang dan menangis mengharu-biru, karena ia menderita kelparan mental.” Dan inilah  fakta yang sesungguhnya. Anak/ bayi merasa bosan. Ia kelaparan secara mental, terkungkung dalam ruangan tertutup yang tidak memberikan apa-apa selain frustasi dan hambatan terhadap kemampuan dirinya. Satu-satunya obat adalah dengan membebaskan ia dari kesepian, dan membiarkan berbaur dengan kehidupan social.












           

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.       Adapun tahap perkembangan neonatal menurut teori Piaget terdapat 6 tahap : tahap 1; penggunaan reflex-refleks, tahap 2; reaksi-reaksi sekuler primer, tahap 3; tahap-tahap sekuler sekunder, tahap 4; koordinasi skema-skema sekunder, tahap 5; reaksi-reaksi sekuler tersier, tahap 6; permulaan berfikir.
2.      Pola perkembangan bayi dapat diramalkan meskipun bayi dapat mencapai hal-hal ini dalam keadaan yang  berbeda, namun dapatlah dibuat standar harapan-harapan dalam bentuk tugas perkembangan bayi. Misalnya semua bayi diharapkan belajar berjalan, memakan makanan padat, dapat sedikit mengendalikan alat-alat perkembangan dll
3.      Tahap perkembangan bayi meliputi beberapa aspek , yakni aspek fisik yang salah satunya ditandai dengan bertambahnya berat badan, tinggi, pembentukan tulang dll. Aspek intelegensi  yakni berat otak bayi pada saat lahir seperdelapan dari berat total (25% dari otak dewasa) dan pada tahun kedua otak bayi sudah mencapai 75% dari otak dewasa. Aspek social , pada saat awal kelahiran bayi tak mengerti akan lingkungan yang dihadapinya, tetapi seiring berjalannya waktu bayi akan memahami dan mulai merespon lingkungan yang ada. Aspek emosi  yakni terdapat beberapa pola emosional yang lazim pada bayi, seperti ; kemarahan, ketakutan, rasa ingin tahu, dan kegembiraan
4.       Terdapat banyak reflex yang dilakukan oleh bayi, namun secara umum reflex bayi dibagi 2 . Pertama, refleks survival, yaitu refleks yang secara nyata berguna untuk memenuhi kebutuhan fisik bayi, terutama dalam menyesuaikan dfiri dengan lingkungan barunya. Kedua, refleks yang tidak secara nyata berguna bagi pemenuhan kebutuhan fisik, walaupun ia mungkin merupakan tingkah laku refleks yang penting pada tahap awal evolusi manusia yang diwariskan oleh nenek moyang kita.
5.      Menangis adalah salah satu cara-cara pertama bayi berkomunikasi dengan dunia pada umumnya. Walaupun banyak orang yang menafsirkan tangisan bayi dengan makna lain akan tetapi yang terpenting tangisan bayi merupaka salah satu cara bayi dalam berkomunkasi.

















3.2   Daftar Pustaka
Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga, 1980.
Crain, William, Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi, terj. Yudi Santoso, Edisi Ketiga,   Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007.
Tugas-tugas Perkembangan, http:// wyndz.blospot.com/2013/05/tugas-tugas perkembangan.html, 16 Februari 2015, 23.12
Hurlock, Elizabeth.B, Development Psychology  A Life-Span Approach, Fifth Edition, terj. Istiwidayanti, Soedjarwo, Jakarta: Erlangga, 1980.
Tugas-tugas Perkembangan, http:// wyndz.blospot.com/2013/05/tugas-tugas perkembangan.html, 16 Februari 2015, 23.12
Lestar. Crow, Lestar, Educational Psychology, Terj. Abdurrohman Abror, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989. Hal.65
Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, hal. 102
Hurlock, Elizabeth B. Psikologo Perkembangan Suatau Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,Jakarta: Erlangga, 1980.
Montessori, Maria, the Absorbent Mind, Pikiran yang Mudah Terungkap. Terj. Dariyanto, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2

             



[1] Hurlock, Elizabeth B, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga, 1980, hal.52
[3] Ibid., hal 52
[4]  Crain, William, Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi, terj. Yudi Santoso, Edisi Ketiga,   Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2007, hal.173
[5] Norma usia didalam periode pertama ini dipetakan oleh Ginsburg dan Opper (1988) dalam kajian mereka yang sempurna tentang teori Piaget
[6] Tugas-tugas Perkembangan, http:// wyndz.blospot.com/2013/05/tugas-tugas perkembangan.html, 16 Februari 2015, 23.12

[7] Hurlock, Elizabeth.B, Development Psychology  A Life-Span Approach, Fifth Edition, terj. Istiwidayanti, Soedjarwo, Jakarta: Erlangga, 1980, hal.78
[8]  Ibid,. hal. 83
[9] Ibid,. hal. 85
[10] Tugas-tugas Perkembangan, http:// wyndz.blospot.com/2013/05/tugas-tugas perkembangan.html, 16 Februari 2015, 23.12
[11] Lestar. Crow, Lestar, Educational Psychology, Terj. Abdurrohman Abror, Yogyakarta: Nur Cahaya, 1989. Hal.65
[12] Ibid,. 66
[13] Hurlock, Elizabeth B. Psikologo Perkembangan Suatau Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,Jakarta: Erlangga, 1980. hal.80
[14] Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, hal. 102
[15] Hurlock, Elizabeth B. Psikologo Perkembangan Suatau Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,Jakarta: Erlangga, 1980. hal.87

[16] Ibid,. 86
[17] Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, hal.70

[18] Hurlock, Elizabeth B. Psikologo Perkembangan Suatau Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,Jakarta: Erlangga, 1980. hal.87
[19] Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, hal.92
[20] Hurlock, Elizabeth B. Psikologo Perkembangan Suatau Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan,Jakarta: Erlangga, 1980. Hal 84
[21] Montessori, Maria, the Absorbent Mind, Pikiran yang Mudah Terungkap. Terj. Dariyanto, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hal 187.

Dosen Pengampu :
         Evania Yafie, M.Pd
Disusun Oleh :
Fike An-Nabila                      14150012
Indana Zulfa                          14150028
Jami’atul Khoiriyah               14150029
 Suhardin                               14150046

Lokasi: Uin, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Jalan Bend. Sigura Gura, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang 65149, Indonesia
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com