BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup pada hakikatnya mengalami
pertumbuhan dan perkembangan. Manusia, hewan, dan tumbuhan mengalami
pertumbuhan dan per-kembangan mereka masing-masing. Manusia sebagai makhluk
Allah yang paling sempurna memiliki beberapa tahapan dalam perkembangannya.
Perkembangan tersebut dimulai dari masa pranatal, masa bayi, lalu tumbuh
menjadi seorang re-maja, dewasa, dan kemudian meninggal.
Masa pranatal merupakan titik mulai kehidupan manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan manusia dimulai pada masa ini, yakni ketika
manusia masih berada di dalam kandungan ibu. Tetapi, masih terdapat sekelompok
orang yang menganggap bahwa perkembangan psikologi manusia dimulai ketika
manusia di-lahirkan ke dunia. Akibatnya, mereka mengacuhkan perkembangan
psikologi pada masa pranatal. Padahal, masa pranatal ini merupakan masa yang
menentukan psikologi seseorang pada masa-masa selanjutnya.
Oleh sebab itu, pendapat
tersebut perlu diluruskan. Inilah yang menye-babkan perkembangan pranatal perlu
dipelajari. Di samping itu, sebagai calon ibu dan ayah, kita diharuskan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi periode pranatal.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa arti masa pranatal ?
2.
Bagaimana konsepsi
awal kehidupan pada masa pranatal ?
3.
Bagaimana proses
perkembangan pada periode pranatal ?
4.
Apa saja faktor yang mempengaruhi periode pranatal ?
5.
Bagaimana pengaruh Al Quran dan musik klasik terhadap
janin?
1.3 Tujuan Rumusan
Masalah
1.
Untuk mengetahui dan memahami arti masa pranatal.
2.
Untuk mengetahui konsepsi awal kehidupan pada masa
pranatal.
3.
Untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan pada
periode pranatal.
4.
Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi
periode pranatal.
5.
Untuk mengetahui pengaruh Al Quran dan musik klasik
terhadap bayi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masa Pranatal
Periode perkembangan yang
pertama dalam jangka kehidupan manusia, yang dinamakan masa pranatal, dimulai
pada waktu konsepsi, yaitu pembuahan dari ovum oleh sel sperma, dan
berakhir pada waktu kelahiran. Sebagaimana fir-man Allah dalam Al- Qur’an:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ
مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِيْنٍٍ ثُمَّ
جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍمَكِيْنٍٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً
فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَ
الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَاءْنَاُه خَلْقًا ءَاخَرَ فَتَبَارَكَ اللهُ
أَحْسَنَ الْخَالِقِيْنََ
Artinya: “Kami telah menciptakan manusia itu dari saripati dari tanah
(sulalatin min tin). Kemudian Kami jadikan saripati tanah itu menjadi sebuah
tetesa (nuthfaf) itu Kami olah menjadi suatu segumpal pedarah ( alaqah), dan
segumpal pedarah itu Kami olah menjadi segumpal daging (mudhgoh). Lalu segumpal
daging itu Kami olah menjadi tulang belulang (idham).Selanjutnya tulang
belulang Kami bungkus dengan daging (lahm). Selanjutnya Kami jadikan yang
berbentuj lain dari sebelumnya. Maha Suci Allah pencipta yang baik.(QS.
Al-Mukmin [23]: 12-14).[1]
Lamanya masa ini adalah kurang
lebih 280 hari atau 9 bulan kelender di tambah sepuluh hari. Kadang-kadang lamanya
masa ini dihitung dalam ‘lunar months atau bulan lunar.Maka, dikatakan,
bahwa lamanya masa ini adalah 10 bu-lan lunar, karena tiap bulan lunar lamanya
28 hari.
Penting untuk memahami
tahap-tahap perkembangan pranatal sehingga kita dapat mengetahui efek-efek
psikologis yang dapat terjadi jika perkembangan ini tidak berjalan dengan baik.
Namun, meski kita perlu mengetahui apa yang terjadi dalam tahap-tahap utama
perkembangan pranatal, kita juga harus ingat bahwa kita sedang mempelajari
psikologi, bukan fisologi. Oleh karna itu, penting untuk me-mikirkan tentang
dampak jangka panjang pengalaman-pengalaman pranatal pada perkembangan social,
emosional, dan psikologis di kemudian hari.Karena alasan ini, fokus
perkembangan pranatal dalam psikologis cenderung pada bagaimana perkembangan dapat
di pengaruhi secara negatif oleh teratogen dan konsekuensi-konsekuensi jangka
pendek dan panjang bagi perkembangan anak.
Adalah hal janggal jika kita
mengatakan bahwa perkembangan dimulai pada saat pembuahan, tetapi kita
menghitung umur seseorang dari saat ia dila-hirkan. Seolah-olah kita menganggap
kejadian sebelum kelahiran kurang penting. Lingkungan di mana bayi yang belum
dilahirkan itu tumbuh mempunyai pengaruh yang besar pada perkembangan
selanjutnya, baik secara fisik maupun psikis.[2]
Walaupun masa pranatal ini
relatif pendek, akan tetapi penting karena 4 hal, yaitu :
1.
Segala sesuatu yang didapatkan
dari warisan, yang menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya, ditetapkan pada
masa ini.
2.
Keadaan-keadaan yang menguntungkan
di dalam badan ibu dapat memelihara perkembangan dari potensi-potensi yang di
dapatkan dari wa-risan, sedangkan keadaan-keadaan yang kurang baik dapat menghambat ataupun
merubah pola perkembangan yang akan datang.
3.
Apabila dibandingkan dengan
keadaan di dalam periode-periode, perkem-bangan yang lain, maka di dalam masa
ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih banyak dari pada di dalam
periode-periode perkem-bangan lainnya di seluruh kehidupan manusia.
4.
Waktu ini adalah waktu di mana
orang-orang yang berarti dan penting bagi seseorang, menentukan sikap
terhadapnya; jelasnya, di mana orang tua menentukan sikapnya terhadap bayi yang
akan datang. Siikap-sikap ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap cara-cara
mereka akan menghadapi dia, terutama dalam tahun-tahun pembuntukan dirinya,
ialah tahun-tahun pertama dalam kehidupannya, dan cara-cara tersebut sangat
mempengaruhi perkembangan selanjutnya.
2.2 Konsepsi Awal kehidupan
Kehidupan dimulai pada saat pembuahan – ketika
sel reproduksi wanita yang disebut ovum (jamak: ova), dibuahi
oleh sel reproduksi pria disebut sperma-tozoon (jamak: spermatozoa).
Hal ini terjadi kira-kira 280 hari sebelum lahir[3].
Sel sel kelamin pria dan wanita
diperkembangkan dalam alat reproduksi, yang disebut gonad. Sel-sel pria yang
disebut spermatozoa (tunggal: sprema-tozoon), dihasilkan dalam
gonad pria yang dinamakan testes dan sel sel wanita yang disebut ova
(tunggal: ovum) dihasilkan dalam gonad wanita, yang disebut ovarium.
Perhatian awal pralahir
terpusat sekitar asal kehidupan daripada perkem-bangan anak yang belum lahir.
Sebelum dapat mulai hidup baru, sel-sel kelamin dari masing-masing individu
akan berkembang, melalui tiga tingkatan perkem-bangan yaitu:
1. Maturasi
Dalam waktu maturasi, terdapat pembagian daipada sel-sel. Sel-sel yang
telah matang mempuntai 23 kromosom. Sel yang telah matang dise-but sel haploid.
Sel sel kelamin pria maupun wanita harus menjadi ma-tang dahulu sebelum dapat
bersatu untuk membenyuk individu baru. Ma-turasi dari sel sel kelamin telah
tercapai kematangan sex, yang telah ter-jadi pada waktu remaja dimulai.
Dalam spermatozoon, pada waktu maturasi, terjadi empat sel baru,
masing-masing dapat membuahi satu ovum. Dalam hal pembagian ovum,
mula-mula dari ovum itu dibentuk satu polar body yang lebih kecil uk-urannya
daripada ovum. Kemudian ovum ini dapat membagi diri lagi, se-hingga
terbentuk satu ovum baru dan satu polar body lagi.
Polar body yang telah terbentuk pertama kali kali terjadi, membagi
dirinya pula menjadi dua polar body, jadi dari sebuah ovum akhirnya ter-bentuk
sebuah ovum baru dan tiga polar body. Polar body ini tidak dapat
dibuahi, hanya ovumlah yang dapat dibuahi. Bilamana ovum tidak di-buahi
akan meninggalkan badan dengan haid atau menstruasi[4].
2. Ovulasi
Yang dinamakan ovulasi adalah keluarnya satu ovum yang matang dari
ovarium. Di dalam ovarium seorang wanita diperkirakan ada kurang lebih 30000
ova, yang belum matang bilamana seorang anak wanita men-capai kematangan
seksual. Hanya kurang 400 ova yang matang dalam periode reproduktif wanita,
yaitu kira-kira umur 13 tahun sampai 50 ta-hun. Ovum yang matang
dihasilkan oleh dua ovarium berganti ganti. Da-lam keadaan menstruasi yang
normal, ovulasi terjadi antara hari yang
ke 14 dan ke 17 sesudah permulaan menstruasi yang baru terjadi.[5]
3. Fertilisasi
Fertilisasi terjadi ketika ovum berada di dalam tuba falopi.
Fertilisasi terjadi tidak lama setelah ovum sampai di tuba. Hanya sebuah
sperma-tozoon dapat membuahi sebuah ovum.
Ada 3 hal penting yang behubungan dengan fertilisasi, yaitu:
a.
Pada waktu ovum dibuahi
oleh spermatozoon, sifat sifat warisan dari individu yang baru
ditentukan
b.
Pada waktu ini juga jenis
kelamin ditentukan
c.
Apakah individu yang akan
terjadi akan merupakan individu yang tunggal
atau akan terjadi beberapa individu tergantung daripada kejadian
kejadian pada waktu adanya fertilisasi. Kadang kadang terjadi anak kembar[6]
Perkembangan setiap individu dimulai pada saat sebuah sel sperma ayah
menembus dinding sel telur ibu. Setelah itu, akan terjadi proses mi-tosis.
Dalam proses ini sel telur yang telah dibuahi akan membagi diri menjadi
beribu-ribu sel. Secara bertahap kelompok kelompok sel akan membentuk fungsi
khusus, misalnya sebagai bagian dari susunan saraf, tulang, otot, dan sistem
sirkulasi darah.
2.3 Perkembangan Periode Pranatal
Pada banyak perempuan, tanda
pertama yang jelas dari kehamilan adalah periode menstruasi yang hilang.Bahkan
sebelum periode kehilangan pertama, tu-buh perempuan hamil mengalami perubahan
yang halus, tapi nyata walaupun tan-da-tanda ini tidaklah unik untuk kehamilan,
perempuan yang mengalami satu atau lebih mungkin berharap untuk membawa pulang
tes kehamilan atau mencari kon-firmasi medis bahwa dia hamil.
Selama kehamilan, periode
antara pembuahan dan kelahiran, anak yang belum lahir mengalami proses
perkembangan dramatis. Kisaran normal untuk ke-hamilan adalah antara 37 dan 41
minggu.Usia kehamilan biasanya dari hari per-tama siklus menstruasi terakhir
seorang ibu hamil.
Dalam bagian ini kami
menyelidiki proses kehamilan atau perkembangan pranatal dan diskusi faktor
lingkungan yang dapat berdampak pada perkembangan pembentukan manusia.[7]
2.3.1
Tahap-Tahap Perkembangan Pranatal
Perkembangan pranatal berada dalam tiga tahap yaitu: Germinal, Em-brionik,
Fetal.
2.3.1.1 Tahap
Germinal
Selama tahap germinal, dari pembuahan sampai sekitar dua minggu dari usia
kehamilan, zigot terbagi menjadi lebih kompleks dan tertanam didalam dinding
rahim.
1.
Dua pekan pertama setelah
pembuahan.
2.
Terlur yang baru saja dibuahi
disebut zigot.
3.
Terjadi pembelahan sel secara
cepat dalam zigot melalui proses mitosis.
4.
Zigot berisi blastosis, yang
menjadi embrio, dan trofoblas, la-pisan luar sel yang menyediakab nutrisi bagi
embrio.
5.
Akhirnya, 10-14 hari setelah
pembuahan zigot tertanam di dalam dinding rahim.
2.3.1.2 Tahap
Embrionik
1.
Dua hingga delapan pekan
setelah pembuahan.
2.
Dimulai setelah blastosis
tertanam di dalam dinding rahim.
3.
Diferensiasi sel semakin
intensif dan organ-organ terbentuk.
4.
Embrio memiliki tiga lapisan:
-
Endoderma: lapisan dalam yang
berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernapasan.
-
Ektoderma: lapisan luar yang
berkembang menjadi sistem syaraf, reseptor indrawi dan kulit, rambut, dan kuku.
-
Mesoderma: lapisan tengah yang
berkembang menjadi sistem peredaran darah, tulang, otot, sistem ekskresi, dan
sistem reproduksi.
5.
Embrio dilindungi oleh amnion,
suatu kantung yang berisi ca-iran amniotik tempat embrio mengapung. Secara
bersama-sama amnion dan cairan amniotik memberikan lingkungan dengan suhu
terkendali dan tahan guncangan.
6.
Tali pusar berisi dua arteri
dan satu vena dan menghubungkan bayi dengan plasenta.
7.
Plasenta berisi
jaringan-jaringan dimana pembuluh-pembuluh darah ibu dan janin berjalinan namun
tidak menyatu. Oksigen, air, makanan, dan garam disalurkan dari aliran darah
ibu ke embrio, dan produk –produk buangan disalurkan dari embrio ke ibu. Hanya
molekul-molekul kecil yang dapat melewati penghalang plasenta; banyak substansi
berbahaya seperti bak-teri yang terlalu besar ukurannya untuk dapat masuk ke
aliran darah janin.
8.
Organ-organ utama terbentuk
dalam periode ini dan karenanya paling rentan terhadap berbagai teratogen pada
tahap ini.
2.3.1.3 Tahap Fetal
1.
Dimulai dua bulan setelah
pembuahan dan berlangsung rata-rata selama tujuh bulan.
2.
Organisme kini disebut fetus.
3.
Fetus bergerak aktif,
menggerakkan lengan dan kaki, dan mem-buka serta menutup mulut.
4.
Fitur-fitur wajah dapat
dibedakan dan genital dapat dide-finisikan berjenis laki-laki atau perempuan.
5.
Pada akhir bulan keempat
terjadi ledakan pertumbuhan pada tubuh bagian bawah dan ibu mulai merasakan
gerakan bayi didalam kandungannya.
6.
Aktivitas meningkat selama
bulan kelima dan tampak pre-ferensi untuk posisi-posisi tertentu.
7.
Refleks genggam berkembang pada
akhir bulan keenam dan muncul gerakan pernapasan yang tidak teratur.
8.
Pada bulan ketujuh fetus telah
dapat hidup, namun akan mem-butuhkan bantuan pernapasan jika lahir pada saat
ini.
9.
Dalam dua bulan terakhir
perkembangan pranatal jaringan-jaringan lemak berkembang dan keberfungsian
organ mening-kat.
2.3.2 Perkembangan otak
1.
Sistem syaraf mulai berkembang
18-24 hari setelah pembuahan dengan pembentukan tuba syaraf.
2.
Setalah tuba syaraf menutup
pada selkitar pekan ke-5, pertumbuhan masif neuron-neuron baaru yang belum
matang mulai terjadi.
3.
Neurogenesis ini terus
berlanjut selama periode pranatal.
4.
Pada puncak neurogenesis
sekitar 200.000 neuron terbentuk setiap menitnya.
5.
Sekitar 6-24 pekan setelah
pembuahan berbagai tingkatan, struktur, dan daerah otak mulai terbentuk melalui
migrasi neuron.
6.
Setelah suatu sel mencapai
tujungan akhirnya, sel tersebut akan mema-tangkan diri dan mengembangkan
struktur yang lebih kompleks.
7.
Pada 23 pekan koneksi-koneksi
antara neuron-neuron yang terbentuk, suatu proses yang berlanjut pasca
kelahiran.
8.
Pada saat dilahirkan, bayi
memiliki sekitar 100 miliar neuron.[8]
2.4 Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Periode Pranatal
Ada dua faktor yang mempengaruhi periode prenatal, yaitu:
faktor dari pihak ibu (maternal) dan faktor dari pihak ayah (paternal).
Karena lingkungan pranatal adalah tubuh ibu, hampir semua
yang mempengaruhi kesejahteraannya, mulai dari pola makan sampai mood, dapat
mengubah lingkungan janinnya dan mempengaruhi pertumbuhan.
2.4.1 Faktor dari pihak ibu (maternal)
Adapun faktor
maternal, diantaranya:
1. Berat badan ibu
Perempuan hamil biasanya membutuhkan 300 sampai 500
tambahan kalori dalam sehari, termasuk ekstra protein. Perem-puan dengan berat
badan normal dan bentuk tubuh yang men-capai 16 sampai 40 pon cenderung kurang
memiliki komplikasi kelahiran atau membesarkan anak yang memiliki berat badan
berbahaya yang rendah atau berlebihan saat dilahirkan. Belum tentang sepertiga
ibu-ibu di Amerika Serikat yang mencapai le-bih atau kurang dari jumlah yang
direkomendasikan.Terlalu ba-nyak ataupun sedikit berat badan yang dicapai dapat
beresiko. Jika seorang perempuan tidak memiliki berat badan yang cu-kup,
bayinya cenderung menderita hambatan pertimbuhan di dalam rahim, lahir
premature, mengalami distres selama proses persalinan dan kelahiran atau
meninggal saat mendekati lahir. Beberapa penelitia telah menunjukkan bahwa
terbatasnya ka-lori ibu selama kehamilan mungkin menempatkan anak dalam resiko
obesitas nantinya, mungkin dengan pengaturan meta-bolisme meraka menjadi
hemat.Seorang perempuan yang me-miliki kelebihan berat badan yang banyak
beresiko memiliki bayi yang besar yang saat kelahiran membutuhkan persalinan
induksi ataupun operasi saesar.
2.
Kurang
gizi
Kurang gizi pada pranatal dapat memiliki
dampak jangka panjang. Di daerah pedesaan Gambia, Afrika Barat, banyak o-rang
lahir dimusim kelaparan, ketika makanan dari panen sebe-lumnya habis, 10 kali
lebih mungkin meninggal diawal masa dewasa daripada individu-individu yang
lahir dibagian lain dari tahun tersebut.
Sangatlah penting untuk
mengidentifikasikan kurang gizi sejak dini pada kehamilan sehingga dapat diberikan
tindakan. Kekurangan gizi pada perempuan hamil yang mengonsumsi suplemen
makanan cenderung lebih sehat, lebih aktif, dan lebih siaga terhadap bayi dan
perempuan tingkat zat besi yang rendah yang sehari-hari mengonsumsi supleman
zat besi cenderung memiliki bayi dengan pendapatan rendah di 347 masyarakat
Meksiko, perempuan yang mengonsumsi gizi yang diperkaya suplemen makanan ketika
hamil atau menyusui cenderung me-milki bayi yang tumbuh dengan cepat dan kurang
mungkin ter-kena anemia.
3.
Aktifitas fisik dan pekarjaan berat
Diantara masyarakat Ifaluk di Papua Carolina Barat, perem-puan
disarankan untuk menahan diri dari memanen tanaman saat 7 bulan pertama
kehamilan, ketika perkembangan janin di-pikir dapat menjadi lemah, tetapi untuk
memulai pekerjaan rumah selama 2 bulan terakhir untuk mendorong kelahiran agar
lancar. Olahraga rutin menghindari sembelit dan meningkatkan pernapasan,
sirkulasi tonus otot, elastisitas kulit, semuanya ber-kontrubusi pada
kenyamanan kehamilan, mempermudah kela-hiran, dan kelahiran aman.
4.
Penyakit pada ibu
Perspektif
bahwa kedua orang tua harus menghin dari se-mua infeksi-influenza umum,
pilek, flu, saluran kemih, infeksi vagina, begitu juga dengan infeksi menular
seksual. Jika ibu se-cara pasti telah memiliki infeksi, dia harus mendapat
pengo-batan secapatnya.
Suatu infeksi yang disebut toksoplasma,
disebabkan oleh parasit yang hidup di dalam tubuh sapi, domba, babi, dan di
da-lam saluran usus kucing, biasanya ditandai dengan atau tanpa gejala seperti
pilek biasa. Pada calon ibu, khususnya tiga bulan kedua dan ketiga kehamilan,
hal ini dapat menyababkan keru-sakan otak yang fatal, penglihatan terganggu
yang parah atau kebutaan, kaguguran, kematian bayi, jika bayi selamat mungkin
akan banyak masalah di kehidupan mendatang, termasuk infek-si mata, kehilangan
pendengaran, dan ketidakmampuan belajar. Pengobatan dengan antiparasit saat
tahun pertama kehidupan dapat menurunkan otak dan mata. Untuk menghindari
infeksi, calon ibu sebaiknya tidak makan makanan mentah atau semi-nimal mungkin
daging mentah, harus mencuci tangan dan semua yang ada dipermukaan setelah
menyentuh daging tidak menggali taman tempat kotoran kucing yang mungkin
dikubur. Perempuan yang memiliki kucing harus memiliki cek terhadap penyakit
ini, tidak member makan kucing bahan-bahan mentah dan jika menginginkan harus
orang lain yang membersihkan tempat sampah.
5. Usia ibu
Meskipun sebagian besar resiko
pada kesehatan bayi tidak lebih besar daripada bayi yang lahir dari ibu yang
lebih muda, kemungkinan untuk keguguran atau lahir mati meningkat ter-kait usia
ibu. Faktanya, resiko keguguran mencapai 90 persen untuk perempuan usia 45
tahun atau lebih tua. Perempuan usia 30 sampai 35 tahun cenderung lebih
menderita komplikasi ter-kait dengan diabetes, tekanan darah tinggi atau
pendarahan pa-rah. Juga terdapat resiko tinggi kelahiran premature, pertum-buhan
janin terlambat, kelahiran cacat, dan abnormalitas kro-mosom, misal Sindrom
Down.Walaupun begitu, berdasar pan-tauan yang kuas diantara caklon ibu berusia tua,
bayi yang cacat lebih sedikit sekarang.
Ibu
yang berusia remaja cenderung memiliki bayi pre-mature atau berat lahir rendah,
mungkin karena gadis muda masih mengalami pertumbuhan badan yang mengalami gizi
vi-tal yang dibutuhkan janin.Bayi baru lahir dari ibu muda ini ber-ada dalam
resiko tinggi dalam kematian dibulan pertama, disa-bilitas, dan masalah
kesehatan.[9]
6. Pemakain
bahan-bahan kimia oleh ibu
Bahan-gahan kimia yang terdapat
dalam obat-obatan atau makanan yang ada pada edaran darah ibu yang tengah
hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin.Bahan-bahan kimia tersebut dapat
menimbulkan efek samping, baik pada fisik ma-upun pada sistem kimiawi dalam
tubuh janin, yang dinamakan metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat
mempengaruhi ling-kungan di dalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga
mempengaruhi janin.
Salah satu jenis obat yang
mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide.
Pada orang dewasa, thalidomide tidak berdampak buruk, tetapi pada embrio
obat penenang itu sangat merusak.Kalau ibu menelan thalidomide selama 2
bulan pertama kehamilan, dapat meng-hambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
. Wanita pecandu alkohol, dan tetap
meminumnya ketika ha-mil dalam frekuensi yang sering, kemungkinan besar akan me-lahirkan
bayi dengan gejala yang disebut “Sindrom Alkohol Janin” (Fetal Alcohol
Shindrome, FAS), yaitu sekelompok ke-abnormalan yang tampak pada anak dari
ibu yang banyak me-minum alkohol selama kehamilan. Keabnormalan itu meliputi
cacat wajah, seperti hibung dan bibir bawah pendek.
Merokok ketika hamil dapat
menyebabkan pengurangan bobot kelahiran, menimbulkna resiko aborsi spontan,
kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang tinggi selama pro-ses
kelahiran serta penyesuaian diri yang buruk.
7.
Keadaan dan ketegangan pada emosi ibu
Ibu yang mengalami kecemasan
berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar menga-lami
kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal di-bandingkan dengan ibu yang
relatif tenang dan aman. Gon-cangan diasosiasikan dengan kejadian aborsi
spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat,
kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.[10]
Lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kehamilan, Al Qur’an
menyatakan bahwa faktor eksternal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kehamilan. Hal ini terlihat dari ayat yang menceritakan gugurnya seluruh
kandungan dalam kandungan ibu, karena kegoncangan yang sangat dahsyat yang
dialami pada hari kiamat, yang merupakan faktor eksternal. Da-lam ayat berikut
ini dinyatakan:
يَومَ تَرَونَهَا تَذهَلُ كُلُّ مُرضِعَةٍعَمَّا أَرضَعَت
وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَملٍ حَملَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ
اللهِ شَدِيدٌٌ
Artinya: “Pada
hari kamu melihat goncangan itu, lalailah semua perempuan yang menyusui
anaknya, dan gugurlah kandungan segala perempuan yang hamil, dan kamu lihat
seluruh manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka tidak mabuk, tetapi azab
Allah itu sangatlah kerasnya. (QS. Al Hajj [22]; 2).[11]
2.4.2 Faktor dari pihak ayah (paternal)
Laki-laki yang
terpapar timbal, ganja, rokok tembakau, alkohol, dalam jumlah besar atau
radiasi, DES, pestisida, tingkat ozon yang tinggi dapat menghasilkan abnormal
atau kualitas sperma yang jelek.
Laki-laki yang merokok telah meningkatkan
kemungkinan transmisi abnormalitas genetis. Ayah berusia lanjut mungkin
merupakan sumber sig-nifikan dari kelahiran cacat berdasarkan kerusakan atau
deteriorisasi sper-ma.[12]
2.5 Pengaruh Al Qur’an dan Musik Klasik terhadap Perkembangan Janin
Ternyata mendengarkan Al-Quran lebih mencerdasan bayi dibandingkan
mendengarkan musik klasik. Inilah hasil penelitian terakhir yang dilakukan oleh
Dr. Nurhayati dari Malaysia yang mengemukakan hasil penelitian ini dalam sebuah
seminar konseling dan psikoterapi Islam. Setiap suara atau sumber bunyi
memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Dan ternyata, bacaan
Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil yang bagus dan sesuai dengan tajwid memiliki
frekuensi dan panjang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan
mengembalikan keseimbangan dalam tubuh.
Sedangkan untuk musik klasik sendiri banyak pengamat yang mera-gukannya.
Beberapa peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jakob Pietschnig,
Martin Voracek dan Anton K. Formann dalam riset mereka yang di-beri judul
Mozart Effect mengemukakan kesalahan besar dari hasil penelitian mu-sik yang
melegenda ini. Pietschnig dan kawan-kawannya mengumpulkan semua pendapat dan
temuan para ahli terkait dampak musik Mozart terhadap tingkat in-telegensi
seseorang. Mereka membuat riset yang melibatkan 3000 partisipator, ha-sil
penelitiannya adalah tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong pe-ningkatan
kemampuan inteligensi seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.
Penelitian juga dilakukan oleh Tim dari negara Jerman yang terdiri
atas ilmuwan, psikolog, filsuf, pendidik, dan ahli musik juga mengadakan
penelitian serupa, mereka mengumpulkan berbagai literatur dan fakta mengenai
efek mozart ini. Dan hasil penelitiannya Sangat tidak mungkin mozart dapat
membuat seorang anak menjadi jenius.
Namun karena adanya pengaruh kuat dari kepercayaan orang Barat mengenai
kaitan antara musik klasik dan kecerdasan bayi membuat banyak masy-arakat masih
tetap percaya dengan mitos tersebut. Seperti halnya hasil penelitian yang
dilakukan oleh Dr Gordon Shaw, psikolog yang bertanggung jawab atas penelitian
ini menyebutkan bahwasanya mendengarkan 10 menit sonata Mozart sebelum
mengambil tes IQ. Menurut , skor IQ siswa naik sekitar 8 poin akibat dirangsang
oleh alunan ajaib musik Mozart. Namun hasil penelitian tersebut se-makin
diragukan kebenaranya mengingat semakin banyak profesor dan tim ahli lainya
dari berbagai negara yang juga melakukan penelitian mengenai kaitan an-tara
musik mozart atau klasik dengan peningkatan otak bayi.
Seperti yang sudah kita ketahui jika perkembangan struktur otak
bayi lebih dipengaruhi; pola diet, gaya hidup dan kondisi emosi ibu hamil.
Sedangkan efek musik memang bisa menjadi stimulus psikologis emosional yang
baik karena da-pat membuat syarat psikologis dan emosional sang ibu memenuhi
syarat untuk menciptakan suasana dan lingkungan rahim yang kondusif untuk
pembangunan dan pertumbuhan otak sang janin.
Namun Stimulan serupa juga bisa didapatkan dari bacaan Al-Quran.
diyakini juga bahwa Al-Quran membawa pengaruh-pengaruh positif lain yang luar
biasa disebabkan oleh sumber Al-Quran yang ilahiah, Selain itu juga karena
berdasarkan banyaknya kesaksian orang-orang yang merasakan pengaruh Al-Qur’an
secara langsung maupun tak langsung. Keyakinan ini terus diupayakan diteliti
sehingga dapat dijelaskan lebih baik dalam metode ilmiah.
Jika musik klasik disimpulkan dapat mempengaruhi kecerdasan
melalui pengaruh positifnya terhadap stimulan psikologis dengan efektivitas
sebesar 65% maka seharusnya Al-Quran yang merupakan kalamullah bisa lebih baik
lagi. Al-Qur’an tetaplah obat dan terapi serta stimulan yang terbaik. Karena
Bacaan Al-Qur’an sendiri memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti;
memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan
tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit,
menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan
kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemam-puan
berbahasa, dan lain sebagainya. Semoga saja para ibu bisa memberikan pi-lihan
terbaik bagi sang anak sejak dalam kandungan hingga ia dewasa kelak[13].
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1.
Masa pranatal adalah masa sebelum kelahiran. Masa
pranatal merupakan periode perkembangan
yang pertama dalam jangka kehidupan manusia, yang dimulai pada waktu konsepsi,
yaitu pembuahan dari ovum oleh sel sperma, dan berakhir pada waktu
kelahiran.
2.
Kehidupan dimulai pada saat
pembuahan – ketika sel reproduksi wanita yang disebut ovum (jamak: ova),
dibuahi oleh sel reproduksi pria disebut spermatozoon (jamak: spermatozoa).
Proses ini biasanya berlangsung se-lama 280 hari.
3.
Janin melewati tiga tahap perkembangan pranatal, yakni:
·
Tahap Germinal
·
Tahap Embrionik
·
Tahap Fetal
Janin juga mengalami perkembangan otak yang
signifikan pada masa pra- natal
4.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa
pra-natal.
·
Faktor maternal (faktor dari pihak ibu)
·
Faktor paternal (faktor dari pihak ayah)
5.
Musik klasik dari segi psikologis dapat menenangkan
pikiran dan syaraf ibu sehingga menciptakan suasana yang kondusif bagi
perkembangan otak janin. Walaupun tidak secara langsung menambah tingkat
intelejensi janin. Menurut penelitian dari Dr. Nurhayati dari Malaysia, Al
Qur’an ternyata dapat mencerdaskan janin dibandingkan dengan musik klasik
3.2 Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca untuk tidak
begitu saja me-ngabaikan masa pranatal. Sebab, masa pranatal merupakan masa
yang sangat pen-ting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia pada masa
selanjutnya. Pem-berian stimulasi bagi janin dengan cara memperdengarkan ayat
Al Quran dapat menenangkan janin, serta dapat berpengaruh baik terhadap janin.
[1]Aliah B. Purwakani Hasan, Psikologi Perkembangan Islam, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2006). h. 76
[2] Paul Henry Mussen; Jhon Janeway Conger; Jerome Kagan; Aletha Caro
Huston, Perkembangan dan Kepribadian Anak
(Jakarta: Erlangga, 1984), h. 45.
[3]Agus Dharma, S.H., M.Ed., Perkembangan Anak. Terj.
Elizabeth B. Hurlock. Jakarta: Erlangga h. 53.
[7] Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia.
Jakarta: Salemba Humanika, 2004. h. 82.
[9]Diane
E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika, 2004. h. 88.
[10]
Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013). h. 83.
[11]Aliah
B. Purwakani Hasan, Psikologi Perkembangan Islam, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2006). h. 91
[12]Diane
E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2004), h. 96.
[13] Nama akun: semundel, Hiburan Kompas. Musik Klasik VS Al-Quran, Mana yang Lebih Mencerdasan Bayi
? dibuat pada tanggal 24 juli 2013. Diakses
pada tanggal 19/02/2015 pukul 21.30
Ibu Evania Yafie, M.Pd
DAFTAR
PUSTAKA
Al Baqir, Muhammad. Eds. Minoritas Non-Muslim di
dalam Masyarakat Islam.Terj.Dr. Yusuf Qardhawi.
Bandung: Karisma, 1994.
Dharma, Agus, S.H., M. Ed. Eds. Perkembangan Anak. Terj. Elizabeth B. Hurlock.
Jakarta: Erlangga, 1997.
Papali, Diane E..Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta:
Salemba Humanika,
2004.
Purwakania Hasan, Aliah B..Psikologi Perkembangan
Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Rachmawati. Perkembangan dan kepribadian anak. Terj. Paul Henry Mussen Et.al.
Jakarta: Erlangga, 1984.
Soesilowindradini. Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya: Usaha Nasional, Noyear.
Upton, Panney. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 2012.
DAFTAR PUSTAKA
(internet)
Semundel. Musik Klasik VS Al-Quran, Mana yang Lebih
Mencerdasan Bayi ?. Diakses19 Februari 2015. http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2013/07/24/musik-klasik-vs-al-quran-mana-yang-lebih-mencerdasan-bayi--576191.html
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Monika
Arya Anggrina 14150008
Rizki
Ariska Yahya 14150027
M.
Rizki 14150035
Ahmad
Asrori Al Hakim 14150043