Selasa, 24 Februari 2015

MASA PRANATAL

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Setiap makhluk hidup pada hakikatnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Manusia, hewan, dan tumbuhan mengalami pertumbuhan dan per-kembangan mereka masing-masing. Manusia sebagai makhluk Allah yang paling sempurna memiliki beberapa tahapan dalam perkembangannya. Perkembangan tersebut dimulai dari masa pranatal, masa bayi, lalu tumbuh menjadi seorang re-maja, dewasa, dan kemudian meninggal.
Masa pranatal merupakan titik mulai kehidupan manusia. Perkembangan dan pertumbuhan manusia dimulai pada masa ini, yakni ketika manusia masih berada di dalam kandungan ibu. Tetapi, masih terdapat sekelompok orang yang menganggap bahwa perkembangan psikologi manusia dimulai ketika manusia di-lahirkan ke dunia. Akibatnya, mereka mengacuhkan perkembangan psikologi pada masa pranatal. Padahal, masa pranatal ini merupakan masa yang menentukan psikologi seseorang pada masa-masa selanjutnya.
            Oleh sebab itu, pendapat tersebut perlu diluruskan. Inilah yang menye-babkan perkembangan pranatal perlu dipelajari. Di samping itu, sebagai calon ibu dan ayah, kita diharuskan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi periode pranatal.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa arti masa pranatal ?
2.       Bagaimana konsepsi awal kehidupan pada masa pranatal ?
3.       Bagaimana proses perkembangan pada periode pranatal ?
4.      Apa saja faktor yang mempengaruhi periode pranatal ?
5.      Bagaimana pengaruh Al Quran dan musik klasik terhadap janin?


1.3    Tujuan Rumusan Masalah
1.      Untuk mengetahui dan memahami arti masa pranatal.
2.      Untuk mengetahui konsepsi awal kehidupan pada masa pranatal.
3.      Untuk mengetahui bagaimana proses perkembangan pada periode pranatal.
4.      Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi periode pranatal.
5.      Untuk mengetahui pengaruh Al Quran dan musik klasik terhadap bayi



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Masa Pranatal         
Periode perkembangan yang pertama dalam jangka kehidupan manusia, yang dinamakan masa pranatal, dimulai pada waktu konsepsi, yaitu pembuahan dari ovum oleh sel sperma, dan berakhir pada waktu kelahiran. Sebagaimana fir-man Allah dalam Al- Qur’an:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِيْنٍٍ  ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍمَكِيْنٍٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَ الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَاءْنَاُه خَلْقًا ءَاخَرَ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنَ الْخَالِقِيْنََ
Artinya: “Kami telah menciptakan manusia itu dari saripati dari tanah (sulalatin min tin). Kemudian Kami jadikan saripati tanah itu menjadi sebuah tetesa (nuthfaf) itu Kami olah menjadi suatu segumpal pedarah ( alaqah), dan segumpal pedarah itu Kami olah menjadi segumpal daging (mudhgoh). Lalu segumpal daging itu Kami olah menjadi tulang belulang (idham).Selanjutnya tulang belulang Kami bungkus dengan daging (lahm). Selanjutnya Kami jadikan yang berbentuj lain dari sebelumnya. Maha Suci Allah pencipta yang baik.(QS. Al-Mukmin [23]: 12-14).[1]
Lamanya masa ini adalah kurang lebih 280 hari atau 9 bulan kelender di tambah sepuluh hari. Kadang-kadang lamanya masa ini dihitung dalam ‘lunar months atau bulan lunar.Maka, dikatakan, bahwa lamanya masa ini adalah 10 bu-lan lunar, karena tiap bulan lunar lamanya 28 hari.
Penting untuk memahami tahap-tahap perkembangan pranatal sehingga kita dapat mengetahui efek-efek psikologis yang dapat terjadi jika perkembangan ini tidak berjalan dengan baik. Namun, meski kita perlu mengetahui apa yang terjadi dalam tahap-tahap utama perkembangan pranatal, kita juga harus ingat bahwa kita sedang mempelajari psikologi, bukan fisologi. Oleh karna itu, penting untuk me-mikirkan tentang dampak jangka panjang pengalaman-pengalaman pranatal pada perkembangan social, emosional, dan psikologis di kemudian hari.Karena alasan ini, fokus perkembangan pranatal dalam psikologis cenderung pada bagaimana perkembangan dapat di pengaruhi secara negatif oleh teratogen dan konsekuensi-konsekuensi jangka pendek dan panjang bagi perkembangan anak.
Adalah hal janggal jika kita mengatakan bahwa perkembangan dimulai pada saat pembuahan, tetapi kita menghitung umur seseorang dari saat ia dila-hirkan. Seolah-olah kita menganggap kejadian sebelum kelahiran kurang penting. Lingkungan di mana bayi yang belum dilahirkan itu tumbuh mempunyai pengaruh yang besar pada perkembangan selanjutnya, baik secara fisik maupun psikis.[2]
Walaupun masa pranatal ini relatif pendek, akan tetapi penting karena 4 hal, yaitu :
1.      Segala sesuatu yang didapatkan dari warisan, yang menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya, ditetapkan pada masa ini.
2.      Keadaan-keadaan yang menguntungkan di dalam badan ibu dapat memelihara perkembangan dari potensi-potensi yang di dapatkan dari wa-risan, sedangkan keadaan-keadaan  yang kurang baik dapat menghambat ataupun merubah pola perkembangan yang akan datang.
3.      Apabila dibandingkan dengan keadaan di dalam periode-periode, perkem-bangan yang lain, maka di dalam masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih banyak dari pada di dalam periode-periode perkem-bangan lainnya di seluruh kehidupan manusia.
4.      Waktu ini adalah waktu di mana orang-orang yang berarti dan penting bagi seseorang, menentukan sikap terhadapnya; jelasnya, di mana orang tua menentukan sikapnya terhadap bayi yang akan datang. Siikap-sikap ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap cara-cara mereka akan menghadapi dia, terutama dalam tahun-tahun pembuntukan dirinya, ialah tahun-tahun pertama dalam kehidupannya, dan cara-cara tersebut sangat mempengaruhi perkembangan selanjutnya.


2.2 Konsepsi Awal kehidupan
 Kehidupan dimulai pada saat pembuahan – ketika sel reproduksi wanita yang disebut ovum (jamak: ova), dibuahi oleh sel reproduksi pria disebut sperma-tozoon (jamak: spermatozoa). Hal ini terjadi kira-kira 280 hari sebelum lahir[3].
Sel sel kelamin pria dan wanita diperkembangkan dalam alat reproduksi, yang disebut gonad. Sel-sel pria yang disebut spermatozoa (tunggal: sprema-tozoon), dihasilkan dalam gonad pria yang dinamakan testes dan sel sel wanita yang disebut ova (tunggal: ovum) dihasilkan dalam gonad wanita, yang disebut ovarium.
Perhatian awal pralahir terpusat sekitar asal kehidupan daripada perkem-bangan anak yang belum lahir. Sebelum dapat mulai hidup baru, sel-sel kelamin dari masing-masing individu akan berkembang, melalui tiga tingkatan perkem-bangan yaitu:
1.      Maturasi
Dalam waktu maturasi, terdapat pembagian daipada sel-sel. Sel-sel yang telah matang mempuntai 23 kromosom. Sel yang telah matang dise-but sel haploid. Sel sel kelamin pria maupun wanita harus menjadi ma-tang dahulu sebelum dapat bersatu untuk membenyuk individu baru. Ma-turasi dari sel sel kelamin telah tercapai kematangan sex, yang telah ter-jadi pada waktu remaja dimulai.
Dalam spermatozoon, pada waktu maturasi, terjadi empat sel baru, masing-masing dapat membuahi satu ovum. Dalam hal pembagian ovum, mula-mula dari ovum itu dibentuk satu polar body yang lebih kecil uk-urannya daripada ovum. Kemudian ovum ini dapat membagi diri lagi, se-hingga terbentuk satu ovum baru dan satu polar body lagi.
Polar body yang telah terbentuk pertama kali kali terjadi, membagi dirinya pula menjadi dua polar body, jadi dari sebuah ovum akhirnya ter-bentuk sebuah ovum baru dan tiga polar body. Polar body ini tidak dapat dibuahi, hanya ovumlah yang dapat dibuahi. Bilamana ovum tidak di-buahi akan meninggalkan badan dengan haid atau menstruasi[4].

2.      Ovulasi
Yang dinamakan ovulasi adalah keluarnya satu ovum yang matang dari ovarium. Di dalam ovarium seorang wanita diperkirakan ada kurang lebih 30000 ova, yang belum matang bilamana seorang anak wanita men-capai kematangan seksual. Hanya kurang 400 ova yang matang dalam periode reproduktif wanita, yaitu kira-kira umur 13 tahun sampai 50 ta-hun. Ovum yang matang dihasilkan oleh dua ovarium berganti ganti. Da-lam keadaan menstruasi yang normal,  ovulasi terjadi antara hari yang ke 14 dan ke 17 sesudah permulaan menstruasi yang baru terjadi.[5]
3.    Fertilisasi
Fertilisasi terjadi ketika ovum berada di dalam tuba falopi. Fertilisasi terjadi tidak lama setelah ovum sampai di tuba. Hanya sebuah sperma-tozoon dapat membuahi sebuah ovum.
Ada 3 hal penting yang behubungan dengan fertilisasi, yaitu:
a.       Pada waktu ovum dibuahi oleh spermatozoon, sifat sifat warisan dari individu yang baru ditentukan
b.      Pada waktu ini juga jenis kelamin ditentukan
c.       Apakah individu yang akan terjadi akan merupakan individu yang tunggal  atau akan terjadi beberapa individu tergantung daripada kejadian kejadian pada waktu adanya fertilisasi. Kadang kadang terjadi anak kembar[6]
Perkembangan setiap individu dimulai pada saat sebuah sel sperma ayah menembus dinding sel telur ibu. Setelah itu, akan terjadi proses mi-tosis. Dalam proses ini sel telur yang telah dibuahi akan membagi diri menjadi beribu-ribu sel. Secara bertahap kelompok kelompok sel akan membentuk fungsi khusus, misalnya sebagai bagian dari susunan saraf, tulang, otot, dan sistem sirkulasi darah.
2.3 Perkembangan Periode Pranatal
Pada banyak perempuan, tanda pertama yang jelas dari kehamilan adalah periode menstruasi yang hilang.Bahkan sebelum periode kehilangan pertama, tu-buh perempuan hamil mengalami perubahan yang halus, tapi nyata walaupun tan-da-tanda ini tidaklah unik untuk kehamilan, perempuan yang mengalami satu atau lebih mungkin berharap untuk membawa pulang tes kehamilan atau mencari kon-firmasi medis bahwa dia hamil.
Selama kehamilan, periode antara pembuahan dan kelahiran, anak yang belum lahir mengalami proses perkembangan dramatis. Kisaran normal untuk ke-hamilan adalah antara 37 dan 41 minggu.Usia kehamilan biasanya dari hari per-tama siklus menstruasi terakhir seorang ibu hamil.
Dalam bagian ini kami menyelidiki proses kehamilan atau perkembangan pranatal dan diskusi faktor lingkungan yang dapat berdampak pada perkembangan pembentukan manusia.[7]
        2.3.1 Tahap-Tahap Perkembangan Pranatal
Perkembangan pranatal berada dalam tiga tahap yaitu: Germinal, Em-brionik, Fetal.
2.3.1.1 Tahap Germinal
Selama tahap germinal, dari pembuahan sampai sekitar dua minggu dari usia kehamilan, zigot terbagi menjadi lebih kompleks dan tertanam didalam dinding rahim.
1.      Dua pekan pertama setelah pembuahan.
2.      Terlur yang baru saja dibuahi disebut zigot.
3.      Terjadi pembelahan sel secara cepat dalam zigot melalui proses mitosis.
4.      Zigot berisi blastosis, yang menjadi embrio, dan trofoblas, la-pisan luar sel yang menyediakab nutrisi bagi embrio.
5.      Akhirnya, 10-14 hari setelah pembuahan zigot tertanam di dalam dinding rahim.

2.3.1.2 Tahap Embrionik
1.      Dua hingga delapan pekan setelah pembuahan.
2.      Dimulai setelah blastosis tertanam di dalam dinding rahim.
3.      Diferensiasi sel semakin intensif dan organ-organ terbentuk.
4.      Embrio memiliki tiga lapisan:
-          Endoderma: lapisan dalam yang berkembang menjadi sistem pencernaan dan pernapasan.
-          Ektoderma: lapisan luar yang berkembang menjadi sistem syaraf, reseptor indrawi dan kulit, rambut, dan kuku.
-          Mesoderma: lapisan tengah yang berkembang menjadi sistem peredaran darah, tulang, otot, sistem ekskresi, dan sistem reproduksi.
5.      Embrio dilindungi oleh amnion, suatu kantung yang berisi ca-iran amniotik tempat embrio mengapung. Secara bersama-sama amnion dan cairan amniotik memberikan lingkungan dengan suhu terkendali dan tahan guncangan.
6.      Tali pusar berisi dua arteri dan satu vena dan menghubungkan bayi dengan plasenta.
7.      Plasenta berisi jaringan-jaringan dimana pembuluh-pembuluh darah ibu dan janin berjalinan namun tidak menyatu. Oksigen, air, makanan, dan garam disalurkan dari aliran darah ibu ke embrio, dan produk –produk buangan disalurkan dari embrio ke ibu. Hanya molekul-molekul kecil yang dapat melewati penghalang plasenta; banyak substansi berbahaya seperti bak-teri yang terlalu besar ukurannya untuk dapat masuk ke aliran darah janin.
8.      Organ-organ utama terbentuk dalam periode ini dan karenanya paling rentan terhadap berbagai teratogen pada tahap ini.

2.3.1.3 Tahap Fetal
1.      Dimulai dua bulan setelah pembuahan dan berlangsung rata-rata selama tujuh bulan.
2.      Organisme kini disebut fetus.
3.      Fetus bergerak aktif, menggerakkan lengan dan kaki, dan mem-buka serta menutup mulut.
4.      Fitur-fitur wajah dapat dibedakan dan genital dapat dide-finisikan berjenis laki-laki atau perempuan.
5.      Pada akhir bulan keempat terjadi ledakan pertumbuhan pada tubuh bagian bawah dan ibu mulai merasakan gerakan bayi didalam kandungannya.
6.      Aktivitas meningkat selama bulan kelima dan tampak pre-ferensi untuk posisi-posisi tertentu.
7.      Refleks genggam berkembang pada akhir bulan keenam dan muncul gerakan pernapasan yang tidak teratur.
8.      Pada bulan ketujuh fetus telah dapat hidup, namun akan mem-butuhkan bantuan pernapasan jika lahir pada saat ini.
9.      Dalam dua bulan terakhir perkembangan pranatal jaringan-jaringan lemak berkembang dan keberfungsian organ mening-kat.
 2.3.2 Perkembangan otak
1.      Sistem syaraf mulai berkembang 18-24 hari setelah pembuahan dengan pembentukan tuba syaraf.
2.      Setalah tuba syaraf menutup pada selkitar pekan ke-5, pertumbuhan masif neuron-neuron baaru yang belum matang mulai terjadi.
3.      Neurogenesis ini terus berlanjut selama periode pranatal.
4.      Pada puncak neurogenesis sekitar 200.000 neuron terbentuk setiap menitnya.
5.      Sekitar 6-24 pekan setelah pembuahan berbagai tingkatan, struktur, dan daerah otak mulai terbentuk melalui migrasi neuron.
6.      Setelah suatu sel mencapai tujungan akhirnya, sel tersebut akan mema-tangkan diri dan mengembangkan struktur yang lebih kompleks.
7.      Pada 23 pekan koneksi-koneksi antara neuron-neuron yang terbentuk, suatu proses yang berlanjut pasca kelahiran.
8.      Pada saat dilahirkan, bayi memiliki sekitar 100 miliar neuron.[8]

2.4 Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Periode Pranatal
Ada dua faktor yang mempengaruhi periode prenatal, yaitu: faktor dari pihak ibu (maternal) dan faktor dari pihak ayah (paternal).
Karena lingkungan pranatal adalah tubuh ibu, hampir semua yang mempengaruhi kesejahteraannya, mulai dari pola makan sampai mood, dapat mengubah lingkungan janinnya dan mempengaruhi pertumbuhan.
2.4.1 Faktor dari pihak ibu (maternal)
Adapun faktor maternal, diantaranya:
1.      Berat badan ibu
Perempuan hamil biasanya membutuhkan 300 sampai 500 tambahan kalori dalam sehari, termasuk ekstra protein. Perem-puan dengan berat badan normal dan bentuk tubuh yang men-capai 16 sampai 40 pon cenderung kurang memiliki komplikasi kelahiran atau membesarkan anak yang memiliki berat badan berbahaya yang rendah atau berlebihan saat dilahirkan. Belum tentang sepertiga ibu-ibu di Amerika Serikat yang mencapai le-bih atau kurang dari jumlah yang direkomendasikan.Terlalu ba-nyak ataupun sedikit berat badan yang dicapai dapat beresiko. Jika seorang perempuan tidak memiliki berat badan yang cu-kup, bayinya cenderung menderita hambatan pertimbuhan di dalam rahim, lahir premature, mengalami distres selama proses persalinan dan kelahiran atau meninggal saat mendekati lahir. Beberapa penelitia telah menunjukkan bahwa terbatasnya ka-lori ibu selama kehamilan mungkin menempatkan anak dalam resiko obesitas nantinya, mungkin dengan pengaturan meta-bolisme meraka menjadi hemat.Seorang perempuan yang me-miliki kelebihan berat badan yang banyak beresiko memiliki bayi yang besar yang saat kelahiran membutuhkan persalinan induksi ataupun operasi saesar.
2.       Kurang gizi
              Kurang gizi pada pranatal dapat memiliki dampak jangka panjang. Di daerah pedesaan Gambia, Afrika Barat, banyak o-rang lahir dimusim kelaparan, ketika makanan dari panen sebe-lumnya habis, 10 kali lebih mungkin meninggal diawal masa dewasa daripada individu-individu yang lahir dibagian lain dari tahun tersebut.
              Sangatlah penting untuk mengidentifikasikan kurang gizi sejak dini pada kehamilan sehingga dapat diberikan tindakan. Kekurangan gizi pada perempuan hamil yang mengonsumsi suplemen makanan cenderung lebih sehat, lebih aktif, dan lebih siaga terhadap bayi dan perempuan tingkat zat besi yang rendah yang sehari-hari mengonsumsi supleman zat besi cenderung memiliki bayi dengan pendapatan rendah di 347 masyarakat Meksiko, perempuan yang mengonsumsi gizi yang diperkaya suplemen makanan ketika hamil atau menyusui cenderung me-milki bayi yang tumbuh dengan cepat dan kurang mungkin ter-kena anemia.
3.      Aktifitas fisik dan pekarjaan berat
            Diantara masyarakat Ifaluk di Papua Carolina Barat, perem-puan disarankan untuk menahan diri dari memanen tanaman saat 7 bulan pertama kehamilan, ketika perkembangan janin di-pikir dapat menjadi lemah, tetapi untuk memulai pekerjaan rumah selama 2 bulan terakhir untuk mendorong kelahiran agar lancar. Olahraga rutin menghindari sembelit dan meningkatkan pernapasan, sirkulasi tonus otot, elastisitas kulit, semuanya ber-kontrubusi pada kenyamanan kehamilan, mempermudah kela-hiran, dan kelahiran aman.
4.      Penyakit pada ibu
           Perspektif  bahwa kedua orang tua harus menghin dari se-mua infeksi-influenza umum, pilek, flu, saluran kemih, infeksi vagina, begitu juga dengan infeksi menular seksual. Jika ibu se-cara pasti telah memiliki infeksi, dia harus mendapat pengo-batan secapatnya.
           Suatu infeksi yang disebut toksoplasma, disebabkan oleh parasit yang hidup di dalam tubuh sapi, domba, babi, dan di da-lam saluran usus kucing, biasanya ditandai dengan atau tanpa gejala seperti pilek biasa. Pada calon ibu, khususnya tiga bulan kedua dan ketiga kehamilan, hal ini dapat menyababkan keru-sakan otak yang fatal, penglihatan terganggu yang parah atau kebutaan, kaguguran, kematian bayi, jika bayi selamat mungkin akan banyak masalah di kehidupan mendatang, termasuk infek-si mata, kehilangan pendengaran, dan ketidakmampuan belajar. Pengobatan dengan antiparasit saat tahun pertama kehidupan dapat menurunkan otak dan mata. Untuk menghindari infeksi, calon ibu sebaiknya tidak makan makanan mentah atau semi-nimal mungkin daging mentah, harus mencuci tangan dan semua yang ada dipermukaan setelah menyentuh daging tidak menggali taman tempat kotoran kucing yang mungkin dikubur. Perempuan yang memiliki kucing harus memiliki cek terhadap penyakit ini, tidak member makan kucing bahan-bahan mentah dan jika menginginkan harus orang lain yang membersihkan tempat sampah.
5.      Usia ibu
      Meskipun sebagian besar resiko pada kesehatan bayi tidak lebih besar daripada bayi yang lahir dari ibu yang lebih muda, kemungkinan untuk keguguran atau lahir mati meningkat ter-kait usia ibu. Faktanya, resiko keguguran mencapai 90 persen untuk perempuan usia 45 tahun atau lebih tua. Perempuan usia 30 sampai 35 tahun cenderung lebih menderita komplikasi ter-kait dengan diabetes, tekanan darah tinggi atau pendarahan pa-rah. Juga terdapat resiko tinggi kelahiran premature, pertum-buhan janin terlambat, kelahiran cacat, dan abnormalitas kro-mosom, misal Sindrom Down.Walaupun begitu, berdasar pan-tauan yang kuas diantara caklon ibu berusia tua, bayi yang cacat lebih sedikit sekarang.
      Ibu yang berusia remaja cenderung memiliki bayi pre-mature atau berat lahir rendah, mungkin karena gadis muda masih mengalami pertumbuhan badan yang mengalami gizi vi-tal yang dibutuhkan janin.Bayi baru lahir dari ibu muda ini ber-ada dalam resiko tinggi dalam kematian dibulan pertama, disa-bilitas, dan masalah kesehatan.[9]
6.      Pemakain bahan-bahan kimia oleh ibu
      Bahan-gahan kimia yang terdapat dalam obat-obatan atau makanan yang ada pada edaran darah ibu yang tengah hamil, dapat mempengaruhi perkembangan janin.Bahan-bahan kimia tersebut dapat menimbulkan efek samping, baik pada fisik ma-upun pada sistem kimiawi dalam tubuh janin, yang dinamakan metabolite. Bahan-bahan kimia juga dapat mempengaruhi ling-kungan di dalam rahim ibu yang secara tidak langsung juga mempengaruhi janin.
      Salah satu jenis obat yang mengandung bahan kimia yang membahayakan perkembangan janin adalah thalidomide. Pada orang dewasa, thalidomide tidak berdampak buruk, tetapi pada embrio obat penenang itu sangat merusak.Kalau ibu menelan thalidomide selama 2 bulan pertama kehamilan, dapat meng-hambat pertumbuhan lengan dan kaki janin.
.                 Wanita pecandu alkohol, dan tetap meminumnya ketika ha-mil dalam frekuensi yang sering, kemungkinan besar akan me-lahirkan bayi dengan gejala yang disebut “Sindrom Alkohol Janin” (Fetal Alcohol Shindrome, FAS), yaitu sekelompok ke-abnormalan yang tampak pada anak dari ibu yang banyak me-minum alkohol selama kehamilan. Keabnormalan itu meliputi cacat wajah, seperti hibung dan bibir bawah pendek.
      Merokok ketika hamil dapat menyebabkan pengurangan bobot kelahiran, menimbulkna resiko aborsi spontan, kelahiran premature, dan sindrom kematian bayi yang tinggi selama pro-ses kelahiran serta penyesuaian diri yang buruk.
7.      Keadaan dan ketegangan pada emosi ibu
      Ibu yang mengalami kecemasan berat dan berkepanjangan sebelum atau selama kehamilan, kemungkinan besar menga-lami kesulitan medis dan melahirkan bayi yang abnormal di-bandingkan dengan ibu yang relatif tenang dan aman. Gon-cangan diasosiasikan dengan kejadian aborsi spontan, kesulitan proses lahir, kelahiran prematur dan penurunan berat, kesulitan pernapasan dari bayi yang baru lahir dan cacat fisik.[10]
Lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kehamilan, Al Qur’an menyatakan bahwa faktor eksternal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehamilan. Hal ini terlihat dari ayat yang menceritakan gugurnya seluruh kandungan dalam kandungan ibu, karena kegoncangan yang sangat dahsyat yang dialami pada hari kiamat, yang merupakan faktor eksternal. Da-lam ayat berikut ini dinyatakan:

يَومَ تَرَونَهَا تَذهَلُ كُلُّ مُرضِعَةٍعَمَّا أَرضَعَت وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَملٍ حَملَهَا وَتَرَى النَّاسَ سُكَارَى وَلَكِنَّ عَذَابَ اللهِ شَدِيدٌٌ
Artinya: “Pada hari kamu melihat goncangan itu, lalailah semua perempuan yang menyusui anaknya, dan gugurlah kandungan segala perempuan yang hamil, dan kamu lihat seluruh manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah itu sangatlah kerasnya. (QS. Al Hajj [22]; 2).[11]

2.4.2 Faktor dari pihak ayah (paternal)
Laki-laki yang terpapar timbal, ganja, rokok tembakau, alkohol, dalam jumlah besar atau radiasi, DES, pestisida, tingkat ozon yang tinggi dapat menghasilkan abnormal atau kualitas sperma yang jelek.
 Laki-laki yang merokok telah meningkatkan kemungkinan transmisi abnormalitas genetis. Ayah berusia lanjut mungkin merupakan sumber sig-nifikan dari kelahiran cacat berdasarkan kerusakan atau deteriorisasi sper-ma.[12]
2.5 Pengaruh Al Qur’an dan Musik Klasik terhadap Perkembangan Janin
Ternyata mendengarkan Al-Quran lebih mencerdasan bayi dibandingkan mendengarkan musik klasik. Inilah hasil penelitian terakhir yang dilakukan oleh Dr. Nurhayati dari Malaysia yang mengemukakan hasil penelitian ini dalam sebuah seminar konseling dan psikoterapi Islam. Setiap suara atau sumber bunyi memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Dan ternyata, bacaan Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil yang bagus dan sesuai dengan tajwid memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh.
Sedangkan untuk musik klasik sendiri banyak pengamat yang mera-gukannya. Beberapa peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jakob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann dalam riset mereka yang di-beri judul Mozart Effect mengemukakan kesalahan besar dari hasil penelitian mu-sik yang melegenda ini. Pietschnig dan kawan-kawannya mengumpulkan semua pendapat dan temuan para ahli terkait dampak musik Mozart terhadap tingkat in-telegensi seseorang. Mereka membuat riset yang melibatkan 3000 partisipator, ha-sil penelitiannya adalah tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong pe-ningkatan kemampuan inteligensi seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.
Penelitian juga dilakukan oleh Tim dari negara Jerman yang terdiri atas ilmuwan, psikolog, filsuf, pendidik, dan ahli musik juga mengadakan penelitian serupa, mereka mengumpulkan berbagai literatur dan fakta mengenai efek mozart ini. Dan hasil penelitiannya Sangat tidak mungkin mozart dapat membuat seorang anak menjadi jenius.
Namun karena adanya pengaruh kuat dari kepercayaan orang Barat mengenai kaitan antara musik klasik dan kecerdasan bayi membuat banyak masy-arakat masih tetap percaya dengan mitos tersebut. Seperti halnya hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Gordon Shaw, psikolog yang bertanggung jawab atas penelitian ini menyebutkan bahwasanya mendengarkan 10 menit sonata Mozart sebelum mengambil tes IQ. Menurut , skor IQ siswa naik sekitar 8 poin akibat dirangsang oleh alunan ajaib musik Mozart. Namun hasil penelitian tersebut se-makin diragukan kebenaranya mengingat semakin banyak profesor dan tim ahli lainya dari berbagai negara yang juga melakukan penelitian mengenai kaitan an-tara musik mozart atau klasik dengan peningkatan otak bayi.
Seperti yang sudah kita ketahui jika perkembangan struktur otak bayi lebih dipengaruhi; pola diet, gaya hidup dan kondisi emosi ibu hamil. Sedangkan efek musik memang bisa menjadi stimulus psikologis emosional yang baik karena da-pat membuat syarat psikologis dan emosional sang ibu memenuhi syarat untuk menciptakan suasana dan lingkungan rahim yang kondusif untuk pembangunan dan pertumbuhan otak sang janin.
Namun Stimulan serupa juga bisa didapatkan dari bacaan Al-Quran. diyakini juga bahwa Al-Quran membawa pengaruh-pengaruh positif lain yang luar biasa disebabkan oleh sumber Al-Quran yang ilahiah, Selain itu juga karena berdasarkan banyaknya kesaksian orang-orang yang merasakan pengaruh Al-Qur’an secara langsung maupun tak langsung. Keyakinan ini terus diupayakan diteliti sehingga dapat dijelaskan lebih baik dalam metode ilmiah.
Jika musik klasik disimpulkan dapat mempengaruhi kecerdasan melalui pengaruh positifnya terhadap stimulan psikologis dengan efektivitas sebesar 65% maka seharusnya Al-Quran yang merupakan kalamullah bisa lebih baik lagi. Al-Qur’an tetaplah obat dan terapi serta stimulan yang terbaik. Karena Bacaan Al-Qur’an sendiri memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemam-puan berbahasa, dan lain sebagainya. Semoga saja para ibu bisa memberikan pi-lihan terbaik bagi sang anak sejak dalam kandungan hingga ia dewasa  kelak[13].





BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1.      Masa pranatal adalah masa sebelum kelahiran. Masa pranatal merupakan periode perkembangan yang pertama dalam jangka kehidupan manusia, yang dimulai pada waktu konsepsi, yaitu pembuahan dari ovum oleh sel sperma, dan berakhir pada waktu kelahiran.
2.      Kehidupan dimulai pada saat pembuahan – ketika sel reproduksi wanita yang disebut ovum (jamak: ova), dibuahi oleh sel reproduksi pria disebut spermatozoon (jamak: spermatozoa). Proses ini biasanya berlangsung se-lama 280 hari.
3.      Janin melewati tiga tahap perkembangan pranatal, yakni:
·         Tahap Germinal
·         Tahap Embrionik
·         Tahap Fetal
Janin juga mengalami perkembangan otak yang signifikan pada masa pra-  natal
4.      Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perkembangan pada masa pra-natal.
·         Faktor maternal (faktor dari pihak ibu)
·         Faktor paternal (faktor dari pihak ayah)
5.      Musik klasik dari segi psikologis dapat menenangkan pikiran dan syaraf ibu sehingga menciptakan suasana yang kondusif bagi perkembangan otak janin. Walaupun tidak secara langsung menambah tingkat intelejensi janin. Menurut penelitian dari Dr. Nurhayati dari Malaysia, Al Qur’an ternyata dapat mencerdaskan janin dibandingkan dengan musik klasik
3.2 Saran
Penulis menyarankan kepada para pembaca untuk tidak begitu saja me-ngabaikan masa pranatal. Sebab, masa pranatal merupakan masa yang sangat pen-ting dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia pada masa selanjutnya. Pem-berian stimulasi bagi janin dengan cara memperdengarkan ayat Al Quran dapat menenangkan janin, serta dapat berpengaruh baik terhadap janin.




[1]Aliah B. Purwakani Hasan, Psikologi Perkembangan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006). h. 76
[2] Paul Henry Mussen; Jhon Janeway Conger; Jerome Kagan; Aletha Caro Huston, Perkembangan dan Kepribadian Anak (Jakarta: Erlangga, 1984), h. 45.
[3]Agus Dharma, S.H., M.Ed., Perkembangan Anak. Terj. Elizabeth B. Hurlock. Jakarta: Erlangga h. 53.
[4]Drs.Soesilowindradini,  Psikologi Perkembangan (Masa Remaja). Surabaya:  Usaha Nasional, h.41.
[5] Ibid. h.41
[6] Ibid. h.42
[7] Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika, 2004. h. 82.
[8] Penney Upton, Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga, 2012.  h. 34.
[9]Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika, 2004. h. 88.
[10] Samsunuwiyati Mar’at, Desmita Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013).  h. 83.
[11]Aliah B. Purwakani Hasan, Psikologi Perkembangan Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006). h. 91
[12]Diane E. Papalia; Ruth Duskin Feldman, Menyelami Perkembangan Manusia, (Jakarta: Salemba Humanika, 2004), h. 96.
[13] Nama akun: semundel, Hiburan Kompas. Musik Klasik VS Al-Quran, Mana yang Lebih Mencerdasan Bayi ? dibuat pada tanggal 24 juli 2013. Diakses pada tanggal 19/02/2015 pukul 21.30



DAFTAR PUSTAKA

Al Baqir, Muhammad. Eds. Minoritas Non-Muslim di dalam Masyarakat Islam.Terj.Dr. Yusuf Qardhawi. Bandung: Karisma, 1994.
Dharma, Agus, S.H., M. Ed. Eds. Perkembangan Anak. Terj. Elizabeth B. Hurlock. Jakarta: Erlangga, 1997.
Papali, Diane E..Menyelami Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika, 2004.
Purwakania Hasan, Aliah B..Psikologi Perkembangan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.
Rachmawati. Perkembangan dan kepribadian anak. Terj. Paul Henry Mussen Et.al. Jakarta: Erlangga, 1984.
Soesilowindradini. Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya: Usaha Nasional, Noyear.
Upton, Panney. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga, 2012.

DAFTAR PUSTAKA
(internet)
Semundel. Musik Klasik VS Al-Quran, Mana yang Lebih Mencerdasan Bayi ?. Diakses19 Februari 2015. http://hiburan.kompasiana.com/televisi/2013/07/24/musik-klasik-vs-al-quran-mana-yang-lebih-mencerdasan-bayi--576191.html


Dosen Pengampu:
Ibu Evania Yafie, M.Pd



Disusun Oleh:
                Monika Arya Anggrina     14150008
                Rizki Ariska Yahya            14150027
                M. Rizki                              14150035
                Ahmad Asrori Al Hakim   14150043


Lokasi: Uin, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Jalan Bend. Sigura Gura, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang 65149, Indonesia
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

sealkazzsoftware.blogspot.com resepkuekeringku.com